JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Dalam tujuh bulan terakhir tahun ini, nilai ekspor produk sawit Indonesia lebih rendah 22,3% menjadi US$17,52 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$21,43 miliar. Capaian ini merujuk data GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) yang diterbitkan pada 29 September 2023.
Kendati volume ekspor lebih tinggi tetapi rendahnya rerata harga CPO berdampak kepada kinerja ekspor. Data GAPKI menunjukkan total ekspor produk sawit mencapai 19,83 juta ton sepanjang tujuh bulan terakhir 2023. Angka ini lebih rendah 33% dari periode sama tahun lalu berjumlah 14,9 juta ton.
Volume ekspor sawit di tahun ini tetap didominasi produk olahan sawit sebanyak 17,9 juta ton. Sedangkan, ekspor produk olahan sawit dari Januari sampai Juli 2022 lebih rendah sebanyak 14,34 juta ton.
Dari data bulanan, total ekspor bulan Juli 2023 telah mencapai 3.519 ribu ton atau meningkat 2,0% dibandingkan ekspor pada Juni 2023 sebesar 3.450 ribu ton. Kenaikan terbesar terjadi pada ekspor CPO yang mencapai 589 ribu ton, atau naik sebesar 16,9% dari ekspor bulan Juni 2023 yakni sebesar 504 ribu ton. Sebaliknya, ekspor olahan CPO mengalami sedikit penurunan sebesar 3,4% dari 2.487 ribu ton pada Juni 2023 menjadi 2.403 ribu ton pada Juli 2023.
Namun, peningkatan kinerja ekspor industri kelapa sawit pada Juli 2023 tersebut menghasilkan kenaikan nilai ekspor sebesar 1,4% atau meningkat dari US$ 2.877 juta pada Juni 2023 menjadi US$ 2.918 juta pada Juli 2023.