NUSA DUA, SAWIT INDONESIA – Konsumen di negara maju diminta supaya memberikan harga premium kepada produk sawit yang berkelanjutan (sustainable). Sebab, tanggung jawab menghasilkan produk yang sustainable tidak hanya tugas produsen saja.
Darmin Nasution, Menko Bidang Perekonomian RI, mengatakan tanggung jawab menghasilkan produk sawit berkelanjutan bukan hanya tanggung jawab produsen saja. Melainkan menjadi bagian dari tanggung jawab pihak konsumen.
“Kami berharap mitra kami (negara maju) dapat bertanggungjawab dan bekerjasama tidak hanya mendorong produksi sawit yang sustainable. Tetapi, harus membayar secara premium produk yang berkelanjutan,” kata Darmin dalam International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) ke-5 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 16-18 Maret 2016.
Darmin menegaskan bahwa negara maju harus mau untuk menyediakan dana bukan sebatas bicara. “Sebagai seorang ekonom, saya gunakan istilah kesediaan untuk membayar,”tegas Darmin.
Dalam kesempatan sama, Franky Oesman Widjaja, Chairman and CEO Golden Agri Resources Ltd, mengatakan bahwa palm oil adalah minyak nabati terbaik yang selalu dipakai untuk food dan biofuel. Dari aspek ekonomi, industri kelapa sawit menjadi sumber pendapatan bagi 16 juta tenaga kerja di seluruh Indonesia.
“CPO ini adalah produk strategis dengan penggunaan lahan sangat sedikit. Tp, memberikan kontribusi 30 persen dari pasokan minyak nabati dunia. Ini artinya penggunaan lahan sangat sedikit dan emisi yg dikeluarkan juga kecil,” kata Franky.