• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Saturday, 3 June 2023
Trending
  • Ini Cara Apical Peringati Hari Susu Sedunia
  • Ancam Kedaulatan Indonesia, Apkasindo Bakalan Gugat Uni Eropa
  • Miris, Harga TBS Anjlok, Kebun Petani Terlantar Tanpa Pemupukan
  • Harga TBS Ambruk, Apkasindo Usulkan Penundaan Pungutan CPO Kepada Ketua Satgas Sawit
  • Imbas EUDR, Indonesia Tunda Perjanjian Dagang Dengan Uni Eropa
  • Bupati Luwu Utara Panen Perdana PSR Seluas 2.850 Ha
  • Kabar Buruk, Harga CPO KPBN Turun Menjadi Rp 9.924/kg
  • Program FoLU Net Sink 2030 Merupakan Upaya Indonesia Mencapai Tingkat Emisi yang Rendah
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Mengenal Penyakit “Patah Pinggang” Sawit dan Cara Pengendaliannya
Hama Penyakit

Mengenal Penyakit “Patah Pinggang” Sawit dan Cara Pengendaliannya

By RedaksiJune 29, 20152 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Penulis : Hari Priwiratama, S.P.*

1.Pendahuluan

Serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, fitoplasma, atau nematoda merupakan salah satu faktor pembatas dalam usaha budidaya kelapa sawit di berbagai sentra industri minyak sawit di dunia (Corley & Tinker, 2003). Di Asia Tenggara, penyakit utama yang umum dijumpai di perkebunan kelapa sawit di Indonesia, Malaysia, dan Thailand adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh Ganoderma boninense (Idris, 2009; Susanto, 2013; Pornsuriya et al., 2013). Penyakit BPB telah menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi di ketiga wilayah tersebut.

Baca juga :   GAPKI Promosikan Sawit Dalam Eurasian Economic Forum 2023

Selain BPB, keberadaan penyakit-penyakit minor juga turut mengancam kelangsungan perkebunan kelapa sawit. Sejak tahun 2010, beberapa penyakit baru mulai dilaporkan menyerang kelapa sawit, di antaranya penyakit busuk pupus dan penyakit busuk pelepah (Priwiratama & Susanto, 2013; Simanjuntak & Susanto, 2013). Meskipun tergolong dalam penyakit minor, namun intensitas serangan penyakit tersebut dilaporkan terus meningkat dan dikhawatirkan menjadi endemik bila tidak ditangani dengan baik.

Di Kabupaten Langkat, baru-baru ini dijumpai serangan penyakit dengan gejala yang tidak pernah dilaporkan sebelumnya. Penyakit ini menyerang tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan laju infeksi yang cukup cepat. Oleh karena itu, evaluasi terhadap penyakit ini dilakukan untuk menekan perkembangan dan penyebarannya di lapangan.

Baca juga :   Imbas EUDR, Indonesia Tunda Perjanjian Dagang Dengan Uni Eropa

2. Metodologi

Tanaman kelapa sawit yang dievaluasi adalah tanaman pada tahun tanam 2012 salah satu perkebunan kelapa sawit Kabupaten Langkat, Sumatera Utara seluas 248 hektar. Kegiatan evaluasi serangan penyakit baru ini terdiri dari dua tahap, yaitu pengumpulan data sekunder dan observasi lapangan. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data sensus penyakit. Selanjutnya, observasi lapangan dilakukan untuk melihat kondisi tanaman terserang dan mengevaluasi kesesuaian tindakan pengendalian yang telah dilakukan.

Baca juga :   Kabar Buruk, Harga CPO KPBN Turun Menjadi Rp 9.924/kg

3. Hasil Evaluasi

3.1. Blok Evaluasi

Tanaman kelapa sawit TT 2012 yang diamati terdiri dari 11 (sebelas) blok dengan total luasan 248 ha (Tabel 1). Berdasarkan data sensus yang telah dilakukan, total luas serangan penyakit adalah 25.90 ha atau sekitar 10.4% dari luas blok yang dievaluasi.

(Lebih lengkap baca Majalah  SAWIT INDONESIA Edisi Juni-Juli 2015)

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Ancam Kedaulatan Indonesia, Apkasindo Bakalan Gugat Uni Eropa

1 day ago Berita Terbaru

Miris, Harga TBS Anjlok, Kebun Petani Terlantar Tanpa Pemupukan

1 day ago Berita Terbaru

Harga TBS Ambruk, Apkasindo Usulkan Penundaan Pungutan CPO Kepada Ketua Satgas Sawit

2 days ago Berita Terbaru

Imbas EUDR, Indonesia Tunda Perjanjian Dagang Dengan Uni Eropa

2 days ago Berita Terbaru

Kabar Buruk, Harga CPO KPBN Turun Menjadi Rp 9.924/kg

3 days ago Berita Terbaru

Makin Amblas, Harga Penetapan TBS Jambi Menjadi Rp2.175,02/Kg

3 days ago Berita Terbaru

Diantara Bank Plat Merah Lain, BRI Paling Dekat dengan Petani Sawit

4 days ago Berita Terbaru

Dubes Jerman Apresiasi Kemitraan Petani dan Fasilitas Bio-CNG Dharma Satya Nusantara

4 days ago Berita Terbaru

Indonesia Berpeluang Ekspor 1 Juta Ton Sawit Ke Rusia

4 days ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

COVER MAJALAH SAWIT INDONESIA, EDISI 139

Edisi Terbaru 5 days ago1 Min Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 2 months ago1 Min Read
Latest Post

Ini Cara Apical Peringati Hari Susu Sedunia

23 hours ago

Ancam Kedaulatan Indonesia, Apkasindo Bakalan Gugat Uni Eropa

1 day ago

Miris, Harga TBS Anjlok, Kebun Petani Terlantar Tanpa Pemupukan

1 day ago

Harga TBS Ambruk, Apkasindo Usulkan Penundaan Pungutan CPO Kepada Ketua Satgas Sawit

2 days ago

Imbas EUDR, Indonesia Tunda Perjanjian Dagang Dengan Uni Eropa

2 days ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.