Turut hadir bersama saya dalam acara talkshow itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi Riau. Ia bicara atas nama pemeintah dan pemangku kebujakan dana bidang pertanian dan perkebunan. Sementara saya, seperti biasa, selalu diminta bicara dalam soal yang lebih mikro, lebih mendetail mengenai teknis persoalan sawit. Pernyataan-pernyataan yang diajukan secara interaktif melalui jaringan telepon pun lebih banyak soal kapan ketidak pastian harga itu berakhir. Seperti dalam seminar sebelumnya, saya mencoba untuk memberikan gambaran utuh mengenai kondisi sawit nasional dan internasional. Saya katakan bahwa krisis itu akan berlalu dan kelapa sawit akan kembali jadi andalan petani.
Tidak beberapa lama setelah itu, pengurus Gapki menyampaikan usulan kepada Pemerintah untuk menurunkan PE (Pungutan Ekspor) CPO menjadi nol persen. Adanya PE memeng ikut menekan harga minyak sawit dan TBS. Usulan itu didukung juga oleh Kadin. Ketua Umum Kadin M.S. Hidayat turut memperkuat usulan kepada Pemerintah. Tetapi Kementerian Keuangan belum dapat memberi tanggapan positif.
Kebetulan statiun televisi Metro TV ingin mengadakan acara khusus dengan menampilkan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada suatu acara yang disebut Krisis Ekonomi di Mata JK. Ketua Umum Kadin, M.S. Hidayat mendampingi JK dimeja utama. Beberapa tokoh pengusaha di undang ikut berdiskusi termasuk Benny Sutrisno dari Asosiasi Tektil dan saya mewakili industri sawit. Acara cukup menarik, karena JK menyampaikan uraian yang optimis. “Biarpun krisis, orang tetap harus makan. Juga beli pakaian, yang berkurang adalah membeli paian mewah yang bermerek”, katanya.
Sumber : Derom Bangun