JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Industri kelapa sawit memberikan peranan besar terhadap kehidupan negara ini mulai dari aspek ekonomi, sosial sampai kepada lingkungan. Komoditas ini menjadi penyedia food, feed, dan fuel secara berkelanjutan serta berperan dalam upaya mengurangi pemanasan global dan dampak perubahan iklim.
Dalam pidato Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian yang dibacakan Mukti Sardjono, Staf Ahli Menteri Pertanian dalam ICOPE ke-V pekan lalu di Nusa Dua, Bali, dikatakan bahwa pengembangan kelapa sawit di Indonesia sampai saat ini telah memberikan peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
Pertama, dari segi pendapatan negara, devisa ekspor yang dihasilkan dari produk kelapa sawit tahun 2014 mencapai US$ 19,56 miliyar atau sekitar Rp 250 trilyun atau lebih dari 10% dari APBN Indonesia.
Kedua, produksi sawit pada 2014 sebesar 29,34 juta ton CPO, Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia dan bersama-sama dengan Malaysia saat ini menguasai sekitar 85% produksi minyak kelapa sawit dunia. Kebutuhan minyak nabati dunia saat ini lebih dari 50 % bersumber dari minyak kelapa sawit, sedangkan sisanya berasal dari minyak rape seed, bunga matahari, kedelai, minyak kelapa, kacang tanah, bunga matahari dan minyak biji kapas.
Peranan yang ketiga adalah perkebunan kelapa sawit yang luasannya saat ini lebih dari 10 juta ha, sekitar 41% diusahakan oleh perkebunan rakyat. Pengusahaan kelapa sawit saat ini menyerap lebih dari 4,5 juta TK di sektor on farm. Penyerapan tenaga kerja ini akan lebih besar lagi kalau termasuk tenaga kerja di sektor off farm dan jasa pada agribisnis kelapa sawit.
Keempat dari aspek pengembangan wilayah, telah terbukti bahwa pembangunan kelapa sawit yang umumnya dibangun di daerah terpencil, telah mampu mendorong berkembangnya wilayah dengan sentra ekonomi berbasis kelapa sawit.
Yang kelima, dari aspek lingkungan bahwa tanaman kelapa sawit yang berbentuk pohon, tentunya ikut berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup, terutama dalam memfixsasi CO2 menjadi O2 serta merubah lahan terlantar menjadi kebun kelapa sawit yang lebih memberi arti ekonomi. Pada 2015, perkebunan kelapa sawit diperkirakan mampu memfiksasi CO2 sejumlah 136,8 juta ton CO2 ekuivalen menjadi O2 sejumlah 438 juta ton oksigen. (Qayuum Amri)