BANGKA TENGAH, SAWIT INDONESIA – Peranan Balitbang Kementan RI mendapatkan apresiasi dari Komisi IV DPR RI untuk integrasi perkebunan sawit dengan sapi. Hal ini diungkapkan dalam kunjungan kerja di Provinsi Bangka Belitung. Rombongan berkunjung ke Kecamatan Sungai Selan Kabupaten Bangka Tengah yang merupakan lokasi binaan Balitbangtan pekan lalu.
Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi, SH beserta rombongan anggota Komisi IV DPR RI dan Kepala Balitbangtan meninjau lokasi kampung integrasi sawit sapi. Di tempat ini, rombongan bertemu serta berbincang dengan salah satu petani peternak yang menjadi percontohan dalam program ini.
Dalam sambutannya Fadjry Djufry menyampaikan bahwa Kelompok Tani Tunas Baru merupakan Laboratorium Lapang kegiatan integrasi Sawit Sapi sejak 2015. Balitbangtan melakukan pembinaan dengan mengenalkan inovasi teknologi. Khususnya, pemanfaatan potensi biomassa yang melimpah yang bisa menjadi sumber pakan ternak, seperti pelepah sawit dan hijauan dibawah tanaman kelapa sawit.
Selain limbah pelepah sawit ada hasil samping industri kelapa sawit berupa lumpur sawit (Solid decanter), bungkil inti sawit (palm kernel cake) yang dapat digunakan tambahan sebagai bahan baku pakan ternak.
Wakil Ketua Komisi IV memberikan apresiasi pada Balitbangtan yang telah memberikan inovasinya kepada petani dan peternak. “Litbang Pertanian, sangat penting artinya untuk upaya peningkatan produksi pertanian,” ungkap Dedi.
Fadjry menambahkan bahwa untuk pengembangan ke depan petani agar dapat memanfaatkan program pemerintah, seperti program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat membantu petani/peternak untuk menambah modal dalam usaha taninya. “Pengguliran dana KUR menjadi salah satu solusi untuk memberikan akses permodalan kepada peternak. KUR itu tanpa agunan dan ada asuransinya, sehingga tidak ada ruginya”, jelas Fadjry.
“Paling tidak, dua hektar sawit satu ekor sapi”, tambahnya. Fadjry juga menyarankan untuk beternak secara berkelompok, sehingga perencanaan menjadi lebih mudah.
Ketua kelompok tani Tunas Baru Nurrohim dalam kesempatan tersebut menjelaskan proses kelompok tersebut menjadi salah satu kelompok yang menerapkan integrasi sawit sapi. Kelompok Tani Tunas Baru kini menjadi percontohan kawasan integrasi sawit sapi, dan sudah melakukan Sekolah Lapang kepada kelompok tani lainnya. “Sampai saat ini sudah lebih 20 kelompok ikut menerapkan inovasi integrasi sawit sapi. Sementara, sampai saat ini jumlah sapi di kelompok mencapai lebih dari 200 ekor,” urai Nurrohim.
Selain itu, dilakukan pula kunjungan ke Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Petaling, yang di sekitar BPTP Bangka Belitung. IP2TP Petaling mempunyai luas 28 ha, memiliki berbagai jeins antara lain lada dan durian. Untuk durian merupakan sumber daya genetic lokal Babel yakni namlung, putri dewa, citra manis dan durian tembaga. Di IP2TP juga terdapat kegiatan integrasi sawit sapi dengan jumlah sapi 60 ekor.