JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sebelum pelepasan Magang mahasiswa Diploma I AKPY-Stiper, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Dr. Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA memberikan pembekalan. Dalam pembekalan itu, ada beberapa pesan dan harapan yang disampaikan pada mahasiswa yang akan melaksanakan magang di perusahaan perkebunan sawit dan perkebunan sawit rakyat, dengan posisi Mandor, Krani Kebun dan Pendamping perkebunan sawit rakyat.
Sebagai informasi, mahasiswa Diploma I AKPY-Stiper tahun Akademik 2021 – 2022 melaksanakan Magang selama tiga bulan, yang diberangkatkan secara bertahap dari Yogyakarta ke lokasi masing-masing, sejak 20 Juni 2022.
Mahasiswa Diploma I AKPY-Stiper yaitu penerima beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) – Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP-Kuliah), berasal dari anak petani sawit yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Pada kesempatan itu, Gulat ME Manurung menyampaikan beberapa pesan untuk mahasiswa (taruna sawit) yang nantinya sebagai penerus yang mengelola perkebunan sawit rakyat. Seperti diketahui, mahasiswa AKPY-Stiper adalah anak pekebun sawit yang datang dari Aceh hingga Papua.
“Pertama, jangan ada kata menyerah dalam melaksanakan magang baik di perusahaan maupun di perkebunan sawit rakyat karena tantangan yang di dunia kerja lebih menantang jika dibanding di kampus selama menjalani pembelajaran. Maka, pesan yang pertama yaitu jangan pernah menyerah, kami tahu taruna sawit yang ada di AKPY-Stiper adalah anak-anak yang masih minim pengalaman kerja karena belum ada 1 tahun lulus dari sekolah (SMK/SMA). Diibaratkan mengemudi kendaraan dari kecepatan yang rendah terus mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, maka akan terkejut,” ujarnya, saat ditemui usai memberikan pembekalan, pada Sabtu (18 Juni 2022), di Yogyakarta.
Selanjutnya, pesan kedua selama menjalankan magang (praktik lapangan) di dunia kerja, tidak hanya mempraktikkan pengetahuan, teori dan skill yang sudah dipelajari di kampus melainkan harus bisa berjejaring dengan lingkungan baru. Untuk itu, kreativitas, komunikasi dan integritas adalah kata kunci kesuksesan dalam bekerja.
“Pesan ketiga sebagai anak muda milenial tentu akan kehilangan dunianya karena masuk di area remote yang tidak ada jaringan internet/signal. Maka kami ingatkan kalian (mahasiswa) bukan sedang rekreasi tetapi sedang berjuang untuk menggapai masa depan di sektor perkebunan kelapa sawit. Jadi, harus semangat dan harus mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada, toh apa yang dijalani untuk masa depan kalian,” kata Gulat.
Terkait dengan posisi sebagai Mandor, Krani dan Pendamping perkebunan sawit rakyat adalah garda depan perkebunan sawit. Untuk itu, Gulat menegaskan kami berharap kalian (mahasiswa) nantinya sebagai penerus pengelola perkebunan sawit rakyat. Ketika generasi muda yang saat ini sedang menjalankan pendidikan dan magang di perkebunan sawit, jangan sampai menyerah dan gagal. Jika gagal, maka perkebunan kelapa sawit “akan terancam,” ujar Gulat.
Menurutnya, posisi mandor dalam perkebunan sangat penting. Jika diibaratkan di pemerintahan sama seperti Kepala Desa/Lurah karena yang paling dekat dengan masyarakat. Artinya yang bersentuhan atau bersinggungan langsung dengan pekerja kebun adalah Mandor sehingga Mandor harus siap tempur. “Jadi, Mandor memiliki posisi yang penting dalam perkebunan untuk produktivitas kebun. Maka skill Mandor harus mumpuni ketika terjun di kebun,” jelas Gulat peraih gelar Doktor bidang Lingkungan dari Universitas Riau.
Seperti diketahui, program Beasiswa Sawit ada beberapa perguruan tinggi, salah satunya AKPY-Stiper. Apa yang dilakukan AKPY-Stiper mewujudkan link and match antara lembaga pendidikan tinggi dengan industri sawit (perkebunan sawit) terutama dengan petani sawit. Dari sisi kurikulumnya cukup baik, apa (materi) yang diberikan pada taruna sawit baik hard skill dan soft skill, ini sangat dibutuhkan sebagai calon Mandor dan Krani kebun. Terbukti di tahun ini, hampir 94% mahasiswa yang akan lulus tahun ini sudah terserap di perusahan perkebunan kelapa sawit, sebagai mandor dan krani kebun.