JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Joko Widodo, Presiden RI, meminta Perancis supaya tidak melanjutkan rencana penerapan pajak tambahn impor sawit.
Kepada Presiden Republik Perancis Francois Hollande, Joko Widodo meminta dukungan Pemerintah Perancis agar pembahasan mengenai rencana pajak sawit tidak dilanjutkan oleh Parlemen Perancis.
“Sehingga ekspor sawit Indonesia ke Perancis dapat terus dilanjut,” ujar Presiden Jokowi pertemuan bilateral di Shima Kanko Hotel the Classic, Shima Jepang, pada pekan lalu seperti dilansir dari situs setkab. go.id.
Pada Maret lalu, Parlemen Perancis telah menyetujui Undang-undang keanekaragaman hayati yang menjadi payung hukum pajak tambahan tersebut.
Dalam regulasi tersebut, pajak tambahan sawit sebesar 30 euro per ton mulai pada 2017 dan akan meningkat setiap tahun sebesar 20 euro per ton. Sampai 2020 menjadi 90 euro per ton.
Sebelumnya, nilai pajak yang diusulkan sebesar 300 euro per ton pada 2017 dan meningkat menjadi 500 euro per ton pada 2018 hingga puncaknya 900 euro per ton pada 2020.
Presiden Jokowi menyampaikan tiga isu bilateral yakni Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), ekspor kayu Indonesia ke Uni Eropa (UE) dan rencana pajak sawit.
Presiden Jokowi menyambut baik selesainya scoping paper I-EU CEPA yang sebelumnya sempat berhenti selama beberapa tahun. “Saya berharap agar negosiasi formal I-EU CEPA dapat dimulai tahun ini. Negosiasi I-EU CEPA dimaksudkan untuk menjadikan ekonomi Indonesia lebih terbuka dan kompetitif,” ujar Presiden Jokowi.
Terkait ekspor kayu legal Indonesia ke UE, Presiden Jokowi mengatakan, “Indonesia mengharapkan kiranya lisensi FLEGHT (Forest Law Enforcement Governance) dapat segera diberlakukan”.
Presiden Hollande menilai bahwa pendekatan win-win dinilai merupakan pendekatan terbaik untuk menyelesaikan ketiga isu tersebut.
Selain itu, kedua presiden sepakat untuk meningkatkan kerja sama melawan terorisme. “Kami sangat mengapresiasi pendekatan Presiden Jokowi yang mengedepankan pendekatan komprehensif berupa softpower dan hardpower,” pungkas Presiden Hollande. (Qayuum)
Sumber foto: wikipedia