KAO ADJUVANT membantu cairan herbisida untuk bekerja lebih optimal dalam pengendalian gulma. Di pasar komersial, KAO menggunakan merek KAO ADJUVANT A-134 & A-145 yang menjadi produk adjuvant campuran pestisida berbasis kontak maupun sistemik.
Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat mempengaruhi produktivitas tanaman sawit. Secara global, gulma dapat mengakibatkan kehilangan produksi pertanian hingga 50%, bahkan pada tanaman pangan, gulma dapat menyebabkan gagal panen. Hal sama dapat terjadi di tanaman sawit karena gulma berkompetisi untuk mendapatkan unsur hara.
Walaupun sudah banyak produk herbisida untuk mengendalikan gulma. Tetapi, ada kebutuhan supaya herbisida bekerja maksimal melalui penggunaan adjuvant yang menjadi campuran herbisida. PT KAO Chemicals Indonesia adalah salah satu produsen adjuvant yang sudah memasarkan produknya sejak 2012. Di pasar komersial, produk adjuvant KAO menggunakan mereka KAO ADJUVANT A-134 dan A-145.
Rita Rarasati, Manager Sales and Marketing Dept.Performance Chemicals Group PT KAO Indonesia Chemicals menjelaskan produk adjuvant membantu herbisida dalam pengendalian gulma di perkebunan sawit. Adjuvant berfungsi sebagai penguat daya penetrasi bahan aktif herbisida ke tanaman, sehingga menimbulkan penggunaan herbisida lebih efisien dan tepat guna untuk semua herbisida baik sistemik maupun kontak.
“Penggunaan cairan KAO ADJUVANT dapat mengurangi pemakaian pestisida. Hasilnya, gulma dapat dikendalikan lebih maksimal. Produk ini juga sangat ramah lingkungan dan lebih efisien. Salah satu perusahaan perkebunan yang menggunakan KAO ADJUVANT yaitu SMART (Sinarmas Agro),” kata Rita saat diwawancarai di ICOPE 2018.
Dijelaskan Rita, aplikasi KAO ADJUVANT dapat digunakan untuk dua produk berbeda yaitu herbisida dan insektisida. Selain itu, produk ini bisa diaplikasikan untuk menangani ganoderma. KAO ADJUVANT menggunakan bahan baku dari palm kernel oil sehingga ramah lingkungan dan mudah terbiodegradasi. Cairan KAO ADJUVANT membantu herbisida penetrasi sampai ke akar dengan kemampuan mengeringkan gulma sudah tumbuh enam bulan lamanya. Saat ini pemasaran produk KAO ADJUVANT masih dipasarkan di Indonesia.
“Perlu diketahui KAO ADJUVANT merupakan produk turunan dari sawit yang masih kompetitif. Sementara produk kompetitor lainnya diproduksi dengan bahan turunan petro chemical yang kurang ramah lingkungan. Dari aspek harga, Adjuvant sangat efisien karena menurunkan dosis penggunaan herbisida. Dapat efisien antara 20 persen sampai 30 persen,” ungkap Rita.
Pada prinsipnya, KAO ADJUVANT bersifat melengkapi (komplementer) dengan pemakaian herbisida. Gulma yang sudah terkena adjuvant akan mengering dari akar hingga daunnya. Dalam prosesnya, adjuvant akan berproses tergantung jenis gulma. Selanjutnya dalam waktu beberapa minggu akan terlihat mengering tapi jika Stenochalena sp bisa terlihat efek terbakarnya mencapai 2 bulan dan mati total pada bulan keempat bahkan sampai enam bulan regrowth-nya belum ada. Maka dari sisi efisiensi lebih menguntungkan karena tidak sering menyemprot gulma.
Menurut Rita, KAO ADJUVANT lebih ramah lingkungan karena terbuat dari bahan turunan dari sawit. KAO punya sumber bahan baku sawit yang diproduksi di Penang Malaysia, bahkan di Asia masih nomor satu source materialnya terjamin dari sawit. “Jadi, KAO ADJUVANT ini bahan bakunya dari sawit untuk sawit,” ujar Rita.