• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Jumat, 3 Februari 2023
Trending
  • Bentuk Ekosistem Logistik Nasional
  • Harga Referensi CPO Turun, Periode Februari 2023
  • DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla
  • Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat
  • Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional
  • GAPKI Bermanfaat Untuk Semua
  • Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lebihi Target
  • Akibat Banjir Panen TBS Tertunda
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Jokowi Tertibkan HGU Terlantar, Ini Pertimbangannya
Berita Terbaru

Jokowi Tertibkan HGU Terlantar, Ini Pertimbangannya

By RedaksiDesember 13, 20214 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
JOKOWI MUI
JOKOWI MUI
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

 

JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pemerintah bersikap tegas kepada perusahaan yang menelantarkan lahan berstatus Hak Guna Usaha. Sikap tegas ini diambil untuk memberikan keadilan dalam penguasaan tanah.

“Berkaitan dengan lahan, dengan tanah, penguasaan lahan, penguasaan tanah. Apa yang disampaikan oleh Buya betul, tapi bukan saya yang membagi. Ya harus saya jawab, harus saya jawab,” Joko Widodo, Presiden RI dalam pidatonya di Kongres Ekonomi Umat ke-2 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta, 10 Desember 2021.

Pernyataan ini untuk menjawab pidato Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas dalam pembukaan Kongres Ekonomi Umat ke-2 Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia menyoroti ketimpangan yang terjadi pada masyarakat lapisan bawah dalam forum Kongres Ekonomi Umat II pada 2021.

Menurutnya, kelompok usaha yang masuk kelas mikro dan ultra mikro belum terjamah pendanaan perbankan.

“Sehingga kesenjangan sosial ekonomi masyarakat Indonesia semakin terjal dan meningkat setiap tahunnya. Hal itu sangat berbahaya karena berpotensi menggangu stabilitas kesatuan bangsa, ” ujar Buya Anwar.

Selanjutnya, Presiden Jokowi mengatakan proses distribusi reforma agraria yang target kita sudah mencapai 4,3 juta hektare, dari target 12 juta yang ingin kita bagi.

“Saat ini kita sudah memiliki Bank Tanah, akan kita lihat HGU (Hak Guna Usaha), HGB (Hak Guna Bangunan) yang ditelantarkan semuanya, mungkin insyaallah bulan ini sudah saya mulai atau mungkin bulan depan akan saya mulai,” kata Jokowi.

Baca juga :   Bentuk Ekosistem Logistik Nasional

Ia menegaskan bahwa pemerintah bisa mencabut satu-persatu HGU dan HGB yang ditelantarkan karena banyak sekali.

“Konsesinya diberikan sudah lebih 20 tahun, lebih 30 tahun, tapi tidak diapa-apakan, sehingga kita tidak bisa memberikan ke yang lain-lain,” urainya.

Jokowi mengatakan,”Kalau Bapak-Ibu sekalian ada yang memerlukan lahan dengan jumlah yang sangat besar, silakan sampaikan kepada saya. Akan saya carikan, akan saya siapkan.”

“Berapa? Sepuluh ribu hektare, bukan meter persegi, hektare. Lima puluh ribu hektare? Tapi dengan sebuah hitung-hitungan proposal juga yang feasible, artinya ada feasibility study yang jelas. Akan digunakan apa barang itu, lahan itu? Akan saya berikan, saya akan berusaha untuk memberikan itu, insyaallah. Karena saya juga punya bahan banyak, stok, tapi enggak saya buka kemana-mana,” kata Jokowi.

“Kalau Bapak-Ibu sekalian ada yang memiliki, silakan datang ke saya diantar oleh Buya Anwar Abbas. Ya saya juga, dipikir saya enggak kepikiran? Gini ratio waktu saya masuk 0,41 (persen) lebih. Kepikiran, Bapak-Ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran, jangan dipikir saya enggak kepikiran. Kepikiran,” jelasnya.

“Karena saya merasakan jadi orang susah, saya merasakan betul. Dan enak menjadi orang yang tidak susah, memang,” pungkas Presiden.

Baca juga :   Kumpulkan 30 Produsen, Mendag Targetkan Suplai Minyak Goreng Capai 450 Ribu Ton/bulan

Silakan, untuk apa. Tapi jangan menunjuk, “Pak, saya yang di Kalimantan saja,” jangan. Saya yang memutuskan “Oh, Bapak butuh 10 ribu (hektare) ya, saya berikan ada ini di Sumatra.” “Oh, 50 ribu (hektare) saya ada ini di Kalimantan, silakan.” Dengan sebuah feasibility yang hitung-hitungan dan kalkulasinya jelas. Jangan sampai kita berikan tahu-tahu diambil juga yang itu lagi, dibeli yang itu lagi. Untuk apa saya memberikan konsesi kalau untuk itu? Dan itu kejadian sudah berpuluh-puluh kali seperti itu terus.

Akan banyak nanti Bank Tanah kita ini, sudah ada yang mengomandani, akan banyak sekali yang kita cabuti, sudah ndak ini ndak. Ini sudah lebih dari 20 tahun, lebih dari 30 tahun, ndak. Masukkan ke sini ke Bank Tanah, baik itu HGU maupun HGB, agar semua lahan yang kita miliki itu betul-betul produktif.

Yang kedua, mengenai usaha mikro, usaha ultra mikro. Memang banyak yang enggak tahu, tapi nanti bulan-bulan Januari, Februari kalau boleh saya ajak nanti dari MUI dipimpin juga Pak Buya Anwar Abbas. Enggak apa-apa, entah lima orang, entah 10 orang, akan saya ajak (melihat) apa yang sudah kita bangun, yang namanya Mekaar PNM. Itu 2015 kita hanya bisa mengumpulkan 500 ribu usaha mikro, usaha ultra mikro yang pinjamannya Rp3-5 juta, Rp1 juta, Rp 2 juta, Rp 3 juta sampai Rp5 juta. Sekarang sudah, nasabahnya sudah mencapai 9,8 juta.

Baca juga :   Gunakan BSF, Korindo Fasilitasi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia

Grameen Bank, Grameen Bank itu totalnya 6,5 juta, dia mendapatkan Nobel. Ini kita sudah 9,8 (juta), tapi enggak dapat Nobel. Akan saya tunjukkan bagaimana Mekaar, PNM Mekaar ini bekerja, yang kecil-kecil dikelompokkan kemudian gandeng renteng, kalau satu enggak bisa mengangsur, siapa yang membantu. Sistem ini sudah berkembang. Insyaallah nanti sampai 2024 akan mencapai target kita 20 juta. Tapi memang masih banyak, karena usaha kecil, usaha mikro, ultra mikro kita ada 64 juta.

Topangan ekonomi informal kita ini memang sangat, sangat besar sekali. Saya juga sedih melihat porsi pinjaman bank kita juga. Usaha UMKM hanya diberi 20 persen, sisanya yang tengah, yang gede. Kita memaksa pun enggak bisa, karena “Pak, kami bekerja itu berdasarkan kalkulasi dan feasibility study yang semuanya terkalkulasi. Enggak bisa Bapak mendorong-dorong kami.”

 

Related posts:

  1. Pemerintah Cabut Izin 34.448 Ha HGU Perkebunan Terlantar
  2. Presiden Jokowi Evaluasi Restorasi Gambut
  3. Sekjen Apkasindo: Petani Senang, B30 Berdampak Positif
  4. Presiden Jokowi Larang Ekspor Bahan Baku Minyak Goreng Mulai 28 April 2022
hgb HGU jokowi tanah terlantar
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Bentuk Ekosistem Logistik Nasional

14 jam ago Berita Terbaru

Harga Referensi CPO Turun, Periode Februari 2023

15 jam ago Berita Terbaru

DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla

16 jam ago Berita Terbaru

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat

17 jam ago Berita Terbaru

Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional

18 jam ago Berita Terbaru

Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lebihi Target

20 jam ago Berita Terbaru

Akibat Banjir Panen TBS Tertunda

21 jam ago Berita Terbaru

Gunakan BSF, Korindo Fasilitasi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia

21 jam ago Berita Terbaru

Era Baru BBN, Indonesia Siap Implementasikan B35

22 jam ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru
Edisi Terbaru

Cover Majalah Sawit Indonesia, Edisi 135

Redaksi SI4 hari ago1 Min Read
Event
Event

Talkshow Sawit Indonesia Award 2022

Redaksi2 bulan ago1 Min Read
Latest Post

Bentuk Ekosistem Logistik Nasional

14 jam ago

Harga Referensi CPO Turun, Periode Februari 2023

15 jam ago

DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla

16 jam ago

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat

17 jam ago

Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional

18 jam ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version