JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Diam-diam, pelaku industri di Inggris sangat membutuhkan limbah cair sawit atau Palm Oil Effluent (POME) untuk menjadi bahan baku biofuel. Peluang ini diungkapkan Duta Besar (Dubes) RI untuk Inggris Desra Percaya saat melakukan kunjungan ke Argent Energy, salah satu produsen biodiesel Inggris di Ellesmere Port pada Rabu (26/5/2021).
Desra menjelaskan bahwa peluang ekspor bahan baku dari Indonesia, yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan di Inggris. Dalam kunjungan tersebut, ia memimpin tim KBRI London yang disambut CEO Argent Energy, Erik Rietkerk dan manajer lapangan perusahaan tersebut, Joe O’Kane.
“Saya undang Argent Energy untuk memanfaatkan peluang ini. Peluang untuk investasi biodiesel di Indonesia juga terbuka lebar, dalam rangka mendukung rantai pasok kelapa sawit yang sustainable. KBRI London siap memfasilitasi kerja sama yang baik ini,” ujar Desra dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London yang diterima di Jakarta, Jumat (28/5/2021) seperti dilansir dari Antara.
Erik Rietkerk menjelaskan bahwa hampir 50 persen dari bahan baku biodiesel yang diolah oleh Argent Energy adalah limbah cair kelapa sawit (palm oil mill effluent/POME), di mana sebagian besarnya didatangkan dari Indonesia.
Argent Energy berencana untuk menambah impor POME dari Indonesia sampai dengan sekitar 250 ribu ton pada 2022, khususnya karena kualitas POME asal Indonesia dianggap lebih baik dibandingkan dari negara lain.
Pada 2020, Inggris mengimpor kelapa sawit Indonesia (HS Code 1511 dan 1513) senilai 67,9 juta dolar AS, yakni meningkat 10,2 persen dibandingkan impor pada 2019 senilai 61,6 juta dolar AS, menurut data Her Majesty’s Revenue & Customs.
Her Majesty’s Revenue and Customs adalah departemen non-kementerian Pemerintah Inggris yang bertanggung jawab atas pengumpulan pajak, pembayaran beberapa bentuk dukungan negara, administrasi peraturan lainnya, termasuk upah minimum nasional dan penerbitan nomor asuransi nasional.