Ike Virdiana berbagi tips cara pengendalian ganoderma di perkebunan sawit. Wanita berusia 35 tahun ini optimis cendawan penyebab penyakit busuk pangkal batang ini mampu dihambat penyebarannya. Caranya, dengan menggabungkan praktik kultur teknis: pemberaan lahan, pencacahan batang, dan aplikasi cendawan trichoderma.
Di hadapan 530 peserta Forum Pertemuan Teknis Kelapa Sawit (PTKS) di Solo pada akhir Juli, Ike Virdiana sangat lancar menjelaskan persoalan ganoderma dan cara pengendaliannya. Membawakan presentasi berjudul Pengalaman Kultur Teknis Pengendalian Ganoderma, Ike berbagi pengalaman cara pengendalian ganoderma di saat menjalankan peremajaan tanaman tua (replanting). Kultur teknis pengendalian yang dijalankannya antara lain pemberaan lahan, pencacahan batang sawit, dan pemakaian jamur antagonis trichoderma.
Ganoderma adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pangkal batang di tanaman sawit. Cendawan ini merupakan momok bagi perusahaan perkebunan terutama di Sumatera Utara. Sebab, sebagian besar perkebunan di Sumatera Utara telah memasuki generasi 2 dan 3 dimana tingkat serangan ganoderma semakin tinggi. Ike menjelaskan bahwa patogen penyebaran penyakit ganoderma ini sangatlah unik karena mampu bertahan di dalam tanah, walaupun dalam bongkahan akar atau bonggol berukuran sangat kecil 3x 3x 3cm. . Itu sebabnya ganoderma sangatlah sulit dikendalikan. Selain itu, siklus hidup cendawan ini belum ditemukan.
“Apabila sudah ditemukan siklus hidupnya maka lebih mudah dikendalikan. Ganoderma belum ada yang tahu siklus hidupnya. Tidak diketahui kapan stadia tepat untuk mengendalikannya ,” kata Ike.
Karena itu, Ike menyarankan supaya melakukan kombinasi kultur teknis di saat replanting mulai berjalan luas. Cara pengendalian menggabungkan beberapa kultur teknis telah dipublikasikan dalam salah satu jurnal internasional pada 2011. Kala itu, Ike masih berkarir di PT London Sumatera Indonesia.
Ike berpendapat bahwa kombinasi beberapa jenis pengendalian dapat efektif mengurangi infeksi ganoderma pada perkebunan sawit. Teknik pertama yang dapat dilakukan adalah pemberaan lahan. Teknik dilakukan dengan mempercepat jadwal penumbangan tanaman berusia tua. Tanaman dapat ditumbangkan bulan Januari lalu mulai tanam sekitar September. Kegiatan penumbangan dapat diawali dengan ripping dengan kedalaman 40 cm dan ploughing dengan kedalaman 30 cm yang bertujuan untuk menggemburkan tanah. Selanjutnya, kegiatan penumbangan dilakukan dan bonggol pohon serta sisa akar diangkat dari dalam tanah dengan ukuran 1,5×1,5×1 m.
Teknik kedua adalah mencacah seluruh bonggol dan batang dengan ketebalan kurang dari 10 cm. Batang yang dicacah ini dapat mengurangi sumber ganoderma. Alasannya, hampir semua batang yang ditumbang tadi terserang ganoderma dengan banyak badan buah tumbuh pada batang tua. . Oleh karena itu, pencacahan batang dapat membantu mempercepat pembusukan batang tanaman tua, sehingga sumber penyakit dilapangan berkurang.
Selama 8 bulan lamanya, lahan tadi tidak boleh ditanami. Tujuannya supaya tanah terkena sinar matahari dan sumber penyakit pada batang berkurang sehingga mengurangi sumber penyakit. Baru setelah 8 bulan, penanaman sudah dapat dilakukan.