Kemarau panjang tahun ini memberi dampak yang luas dan cenderung merugikan bagi pekebun Kelapa Sawit. Dihantam pula dengan menurunnya harga jual buah sawit, membuat kesulitan pekebun semakin meningkat. Alhasil pemupukan yang seyogyanya dilakukan dua kali setahun, terancam urung dilakukan saat ini.
Disamping karena kondisi keuangan perkebunan yang mencekik, kekeringan yang melanda lahan kelapa sawit pun memberi konsekuensi pahit yang membuat pekebun menunda pemupukan, karena penyerapan tanah terhadap pupuk juga pasti sangat berkurang.
Kondisi pahit ini mesti ditelan menyikapi kondisi yang tidak berpihak. Alhasil kesuburan tanah dikorbankan. Produktivitas pun pasti terabaikan. Dampak negatif jangka panjang mulai menanti di masa datang. Uluran tangan pemerintah pasti diharapkan di samping perbaikan harga pasar CPO yang barang tentu akan meningkatkan kegairahan usaha. Solusi jangka pendek mesti dilakukan menyikapi kondisi yang kian menghimpit.
BAHAN ORGANIK
Bahan organik sangat berperan penting untuk menjaga dan sekaligus meningkatkan kesuburan tanah kendati di musim kering sekalipun. Tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi relatif aman ketika dilanda kekeringan yang panjang seperti saat ini. Bahan organik terbukti mampu menahan air sekaligus manjaga kelembaban tanah. Oleh karenanya aplikasi pupuk yang mengandung bahan organik yang tinggi menjadi pilihan yang tepat di saat kekeringan yang melanda di berbagai wilayah seperti saat ini.
Sayangnya, tidak banyak pupuk di pasaran yang mengandung bahan organik berkualitas. Bahan organik berkualitas tidak semata-mata hanya mengandung bahan organik yang tinggi, namun harus juga mengandung hormon alami, asam amino dan mikroba unggul terutama jamur Mikoriza dan Trichoderma yang mampu menjaga kelembaban tanah sekaligus memproteksi tanaman dari serbuan penyakit tanaman yang menyerang melalui akar.
Mikroba ‘baik’ yang mesti dikandung pupuk organik unggul adalah bakteri Azotobacter sp. dan Azospirillum sp. yang sangat berperan memfiksasi (mengikat) Nitrogen (N) bebas dari udara juga berpotensi memproduksi hormon tumbuh alami. Bakteri Bacillus sp. dan Aspergillus sp. mampu melarutkan Phosfat (P) dan melepaskan senyawa Kalium (K) dari ikatan koloid tanah sehingga tersedia bagi tanaman serta mampu mengurai residu kimia dan mengikat logam berat. Bakteri Lactobacillus sp. yang berperan penting mendekomposisi bahan organik serta mengubah zat/ senyawa komplek menjadi bentuk yang mudah diserap oleh tanaman.
Pupuk HARAMAX merupakan sedikit produk pupuk yang berbasis bahan organik plus asam amino alami dan mikroba-mikroba unggul yang sangat tepat diaplikasikan di kebun kelapa sawit saat musim kemarau. Tingkat penyerapan yang tinggi dan harga yang terjangkau, harusnya tidak menghalangi pekebun untuk melakukan pemupukan rutin untuk menjaga tingkat produktivitas kelapa sawit kian terjaga pada musim-musim berikutnya.
Penggunaan pupuk HARAMAX dapat meningkatkan simbiosis mutualisme antara tanaman dan mikroorganisme yang menguntungkan. Semakin sering mengaplikasikan pupuk ini ke tanah menyebabkan tanah makin subur. Kandungan bahan organik dan hormon tumbuh alami dalam pupuk HARAMAX dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan hama.
Aplikasi secara tepat akan menyebabkan tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur akan memiliki pori-pori lebih banyak guna menyalur dan menyimpan air tanah untuk kebutuhan tanaman kelapa sawit. Pada saat musim kemarau, tanah mampu menyediakan air untuk tanaman dan mengurangi dampak puso. Sementara pada musim hujan, tanah mampu menahan air sehingga resiko erosi dan banjir dapat dikurangi.
PUPUK MENGANDUNG MIKORIZA
Ada jenis mikroba dari golongan jamur yang disebut Mikoriza ditemukan sebagai sumber biofertilizer potensial yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya tanaman. Pupuk hayati yang mengandung Mikoriza bersifat ramah lingkungan dan dapat mempertahankan kualitas tanah secara berkelanjutan.
Mikoriza mempunyai peran dalam mempercepat suksesi pada habitat yang terganggu secara ekstrem, termasuk tanah kekurangan air. Mikoriza yang menginfeksi akar tanaman berperan dalam perbaikan nutrisi tanaman dan meningkatkan pertumbuhan karena hifa yang menginfeksi akar mempunyai kemampuan yang tinggi dalam meningkatkan kapasitas penyerapan unsur hara fosfat dan nitrogen dan unsur esensial lainnya. Dengan adanya Mikoriza, laju penyerapan unsur hara oleh akar bertambah hampir empat kali lipat dibandingkan dengan perakaran normal, demikian juga luas penyerapan akar makin bertambah hingga 80 kali.
(Selengkapnya baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 November-15 Desember 2015)