PT Hanampi Sejahtera Kahuripan jeli membaca kebutuhan pupuk yang menginginkan efisiensi biaya, namun tetap dapat meningkatkan produktivitas hasil panen. Dengan menghasilkan pupuk Haracoat MX dan Haracoat SCU ( Sulfur Coated Urea ) akan menjamin pasokan nutrisi kepada tanaman untuk jangka waktu tertentu.
Benni Oktafian Jacup, Direktur Marketing PTSumber Agrindo Sejahtera (Grup Sejahtera) menjelaskan Haracoat MX dan Haracoat SCU merupakan produk terobosan baru dalam dunia pupuk. Dimana Haracoat MX merupakan pupuk NPK Bulk Blend dengan bahan baku N dari Sulfur Coated Urea, dari MAP dan K dari MOP yang semua dalam bentuk granule dimana partikel size seragam. Alasan kenapa N menggunakan Sulfur Coated Urea karena dari pengalaman yang pupuk urea ketika diaplikasikan di lapangan maka akan terjadi penguapan dengan kapasitas cukup tinggi. Jadi selama ini dosis pupuk urea yang diberikan di lapangan sudah dihitung bersama tingkat kehilangan yang cukup tinggi.
“Jadi, pupuk Haracoat SCU ini memang dibuat untuk mengurangi tingkat penguapan ketika pupuk urea diaplikasikan ke dalam tanah. Caranya, urea granule di-coating dengan sulfur dan dilapisi polimer sehingga dapat mengendalikan pelepasan nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman,” ujar Benni Oktafian ketika ditemui SAWIT INDONESIA.
Teknologi SCU adalah pertama kali digunakan PT Hanampi Sejahtera Kahuripan di Indonesia. Sebagai informasi, PT Hanampi Sejahtera Kahuripan merupakan perusahaan pupuk joint venture antara PT Indo Pupuk Sejahtera (Group Sejahtera), Hanfeng Slow Release Investment Co, dan PT Kurnia Sentosa Kahuripan (Makin Group).
Pelepasan nitrogen tersebut dapat disesuaikan jangka waktunya karena dipengaruhi ketebalan lapisan struktur Haracoat SCU. Ada beberapa jenis produk Haracoat SCU antara lain Haracoat SCU 32 dengan kadar Nitrogen 32% dan Sulfur 25% lama waktu 6 bulan, Haracoat SCU 34 dengan kadar Nitrogen 34% dan Sulfur 22% lama waktu 4 bulan, Haracoat SCU 37 dengan kadar Nitrogen 37% dan Sulfur 15% lama waktu 3 bulan, dan Haracoat SCU 39 dengan kadar Nitrogen 39% dan Sulfur 10% lama waktu 2 bulan.
“Semakin tebal struktur lapisan sulfur maka semakin lama aplikasinya. Tapi tipe yang paling cocok untuk tanaman kelapa sawit adalah Haracoat SCU 37 dengan pelepasan tiga bulan,” ungkap Benni Oktafian.
Dengan digunakannya Haracoat SCU sebagai salah satu unsur dalan Haracoat MX Bulk Blend maka nilai tambah dari pupuk ini adalah komposisi makro dan mikro nutrisi dapat diproduksi secara fleksibel berdasarkan analisis tanah, daun, dan kondisi iklim perkebunan kelapa sawit tadi. Selain itu, Haracoat MX mengandung unsur fosfat yang water soluble sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan cepat untuk tanaman kelapa sawit muda.
Selain itu, pelaku usaha akan mendapatkan keuntungan karena sudah ada kandungan sulfur di dalam Haracoat MX juga, karena sulfur juga dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit. “Ini keunggulan produk kami, Haracoat MX dan Haracoat SCU menjadi produk satu-satunya pupuk yang diciptakan dengan terobosan teknologi baru,” kata Benny.
Patut diketahui, jika jenis pupuk Sulfur Coated Urea telah banyak digunakan dan teruji kualitasnya di dunia. Salah satunya, China yang telah menggunakan pada tanaman yang cepat panen, sebut saja padi. Karena konsumsi padi dalam negeri mereka sangat besar dan hasil panen disana juga sangat baik dengan rata-rata produksi padi adalah 10-12 ton per hektare. Tak heran, jika respon pasar atas produk ini juga terus meningkat setiap tahunnya.
Aplikasi Haracoat MX
Seperti jenis pupuk lainnya, Haracoat MX dan Haracoat SCU juga bisa dilakukan dengan dua metode. Pertama, pupuk dibenamkan dengan cara menggali lubang sekitar 20 centimeter dibawah permukaan tanah dengan dua arah berlawanan. Setelah itu, pupuk dibenamkan di dalam tanah dan ditutup kembali.
Jenis aplikasi Haracoat MX dan Haracoat SCU kedua adalah metode penaburan pupuk diatas permukaan tanah. Sebenarnya, metode ini lebih ringkas dari metode pembenaman pupuk dibawah permukaan tanah. Satu hal yang paling penting lagi bahwa dosis Haracoat SCU adalah 60% dari dosis urea normal, sedangkan Haracoat MX adalah 75%-80% dari dosis pupuk NPK Compound biasa. Hal ini dikarenakan faktor coating tadi dan semua unsur dalam Haracoat MX adalah pupuk murni tanpa filler lagi. Sehingga efisiensi biaya akan terjadi dalam biaya transportasi, biaya aplikasi, dan space gudang.
Benni Oktafian mengungkapkan jika aplikasi Haracoat MX dengan metode “dibenam” lebih efektif dibanding “ditabur”. Pasalnya, metode “dibenam” bisa mengurangi tingkat kehilangan pupuk terutama di daerah yang letak geografisnya bergelombang dan rendahan seperti pasang surut.
Kendati baru dua tahun pabrik HSK ini didirikan sudah banyak perusahaan kelapa sawit mulai memakai pupuk Haracoat MX. Menurut Benni Oktafian, pembeli memilih Haracoat MX dan Haracoat SCU karena sudah adanya komitmen suplai produk, efisiensi biaya, dan kualitas yang terjamin. (Hendro/Qayuum)