Jakarta, SAWIT INDONESIA – PT Astra Agro Lestari Tbk sedang menjajaki teknologi pemuliaan benih sawit terbaru untuk menghasilkan varietas unggul. Salah satunya melalui kerjasama dengan University of Potsdam di Jerman untuk menghasilkan benih terbaik dengan teknologi Genome Editing.
“Kami melakukan kerjasama penelitian dengan teknologi Genome Editing untuk mendapatkan benih sawit unggul,” kata Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro, Santosa dalam acara Talk to the CEO 2024 di Bandung (17/2/2024).
Sejak dua tahun lalu, Astra Agro merilis tiga varietas unggul AL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala. Produksi benih sawit ini untuk mendukung peningkatan produktivitas tanpa perluasan lahan tanam, bibit unggul karya tim Research and Development itu dapat menghasilkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) tidak kurang dari 30 ton/ha/tahun dengan produksi minyak sekitar 8,5 sampai 9 ton/ha/tahun. Temuan-temuan berikutnya akan terus dihasilkan.
Sebagai informasi, teknologi genome editing sudah dikenal di perkebunan, dan hortikultura dalam upaya menghasilkan bibit unggul tanaman. d\dikutip dari laman BRIN, Peneliti Pusat Riset Holtikultura dan Perkebunan, Tri Joko Santoso menjelaskan bahwa genom editing merupakan teknologi modifikasi gen/genom secara molekuler dengan sekuen DNA dapat disisipkan, diganti, dihapus, dan dipindahkan secara presisi dengan bantuan enzim yang berfungsi sebagai gunting molekuler pada target spesifik.
Saat ini GE yang paling banyak digunakan dengan gunting molekuler Cas9 yang memiliki penunjuk jalan berupa sekuen RNA pendek hanya sekitar 20 nt digabung dengan komponen CRISPR (clustered regularly interspaced short polindrome repeat (CRISPR/Cas9),” jelas Tri.
Tri menambahkan kelebihan GE memiliki presisi tinggi, sama dengan mutasi alami, dan tidak ada material genetik baru yang disisipkan ke genom. Tak hanya itu GE juga memiliki regulasi-science based, sesuai dengan banyak tujuan, dan regulasinya tidak sulit. GE juga secara substansi lebih cepat dikerjakan dan sangat menghemat biaya, dan yang paling penting, produk GE dapat dikategorikan bukan GMO.
Santosa mengakui bahwa tantangan menemukan inovasi-inovasi seperti genome editing di benih sawit tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi bila diorientasikan untuk kepentingan nasional yang berharap industri sawit tumbuh sebagai salah satu penopang perekonomian Indonesia. Karena itu, setiap insan Astra dituntut untuk gigih menuntaskan semua tantangan. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dalam mencapai kesuksesan R&D. Karena itu Astra Agro tidak ragu dalam berinvestasi pada pengembangan SDM.
“Saat ini kami sudah punya 2 doktor dan 1 yang masih dalam masa pendidikan serta beberapa yang sedang dalam program magister. Targetnya, ke depan kami ingin masuk dalam tiga besar pusat riset kelapa sawit terbaik di Indonesia,” pungkas Santosa.