Bandung, SAWIT INDONESIA – PT Astra Agro Lestari Tbk terus berkomitmen membangun pusat risetnya melalui kerjasama dengan lembaga terbaik di Indonesia dan dunia.
“Selain meraih keunggulan kompetitif bagi perusahaan, kerja sama riset juga konsisten dilakukan karena Astra Agro ingin berkontribusi dalam menemukan solusi atas tantangan pengembangan dan produktivitas industri kelapa sawit nasional,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro, Santosa dalam acara Talk to the CEO 2024 di Bandung (17/2/2024).
Santosa mengakui program kerjasama riset tersebut tidak terlepas dari implementasi visi misi perusahaan. Para pendiri sejak awal telah menegaskan bahwa grup perusahaan perkebunan kelapa sawit Astra Agro ingin menjadi perusahaan yang paling produktif dan inovatif di dunia. Maka, investasi jangka panjang dalam bentuk riset tak boleh dikesampingkan.
“Targetnya, ke depan kami ingin masuk dalam tiga besar pusat riset kelapa sawit terbaik di Indonesia,” tegas Santosa.
Tahun 2023 lalu dua universitas ternama di Jerman dan Inggris sepakat dengan semangat dan gagasan Astra Agro.
Di Jerman, Astra Agro menjalin kesepakatan dengan University of Potsdam. Proyek riset bersama salah satu universitas terbaik di Jerman ini hasilnya akan menjelaskan lebih lanjut mengenai dinamika pemanfaatan karbohidrat dalam minyak sawit. Penelitian akan difokuskan pada pemetaan profil molekular pada daun yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat sebelum didistribusikan ke buah sawit.
Selanjutnya, emiten berkode AALI ini telah menjalin kerjasama dengan University of Newcastle di Inggris. Kampus yang berdiri pada 1834 ini memiliki 3 fakultas science, agribisnis dan engineering. Fokus penelitian pada pengembangan novel biopestisida ramah lingkungan menggunakan teknologi fusion-protein dan interferensi Ribonucleic acid (RNA) atau RNAi. Aplikasi RNAi bisa digunakan untuk pengendalian hama (biopesticides) seperti ulat, dll. Astra Agro mencoba meneliti karena aplikasi ini lebih ramah lingkungan daripada penggunaan pestisida kimia. Satu lagi riset bersama kampus Newcastle mengenai modulasi perilaku serangga.
Di samping dua kampus tersebut, kerjasama riset di dalam negeri juga dijalin. Di antaranya dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Riset Perkebunan Nasional, Konsorsium Genom Sawit Indonesia serta beberapa pihak swasta lainnya.
Dalam perkembangannya, dikatakan Santosa, Astra Agro sudah punya 2 doktor dan 1 yang masih dalam masa pendidikan serta beberapa yang sedang dalam program magister.
Penulis: Indra Gunawan