• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Thursday, 30 March 2023
Trending
  • Ekonomi Digital Kian Mengalami Perkembangan yang Pesat
  • PIS Turut Dampingi KNKT dan KLHK, Dukung Investigasi dan Mitigasi Kapal MT Kristin
  • Tinjau Pasar Tramo, Presiden Cek Harga Kebutuhan Pokok
  • Pemenuhan Kebutuhan Listrik Masyarakat Pedalaman
  • Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu Menggelar Bazar UMKM di Sejumlah Wilayah
  • Komisi VII DPR RI menerima Kedutaan Besar Amerika Serikat Bahas Energi Baru dan Energi Terbarukan
  • Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan
  • Genome Editing Memiliki Potensi Besar Dalam Ketahanan Pangan
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Greenpeace Tuding Rspo Kurang Bertaji
Tata Kelola

Greenpeace Tuding Rspo Kurang Bertaji

By RedaksiSeptember 17, 20143 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

RSPO kembali dikritik oleh Greenpeace International. Lantaran,  tidak menindak tegas anggotanya yang disinyalir menjadi pelaku kebakaran hutan di Riau. Berdasarkan data LSM internasional ini, 39% dari total hotspot api berada di konsesi anggota RSPO. 

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) mendapatkan kritikan dari Greenpeace International mengenai masalah kebakaran di hutan Riau. Kritikan ini dimulai ketika Riau dilanda kebakaran hutan selama beberapa bulan terakhir yang imbasnya juga dirasakan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Dalam rilisnya pada 11 Juli kemarin, Bustar Maitar, Kepala Kampanye Hutan Greenpeace International, menyebutkan RSPO gagal mencegah anggotanya untuk mengantisipasi kebakaran hutan. Yang terjadi, anggota RSPO malahan menciptakan kondisi yang menjadi penyebab kebakaran dan ini terlihat dari kegiatan operasi perusahaan tersebut. 

“RSPO sebaiknya mengatasi masalah kegiatan pengeringan di lahan gambut dan kerusakan hutan yang berlabel sustainable akibat dari kriteria RSPO. Sudah saatnya, perusahaan kelapa sawit untuk meningkatkan standar yang lebih tinggi dibandingkan RSPO,” kata Bustar.

Baca juga :   Petani Sawit Turun ke Jalan, Protes Kebijakan Uni Eropa

Pernyataa ini selanjutnya ditanggapi RSPO pada 15 Juli bahwa Greenpeace tidak objektif dalam analisis kebakaran hutan di Sumatera. Seperti telah dilaporkan bahwa sektor bisnis kelapa sawit berkontribusi sekitar 20% dalam kebakaran tersebut, hanya segelintir dari perusahaan yang menjadi penyebab kebakaran ini adalah anggota RSPO. 

“Bagaimanapun, puncak kebakaran hutan terpantau ada 9000 titik api dan 80% diantaranya ada diluar perkebunan kelapa sawit. Pada kenyataaannya, sektor bisnis bubur kertas teridentifikasi memiliki lebih banyak titik api dibandingkan perkebunan kelapa sawit. Semestinya, Greenpeace menginvestigasi lebih dalam sektor ini,” sebagaimana tercantum dalam rilis RSPO. 

Baca juga :   Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan

Temuan baru dari analisa pemetaan Greenpeace Internasional pada 3 September kemarin, memperlihatkan deforestasi yang signifikan terjadi pada konsesi-konsesi yang dimiliki oleh anggota industri minyak sawit berkelanjutan terbesar, yaitu Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Yang mengejutkan, konsesi milik anggota RSPO bertanggung jawab atas 39% dari total titik api perkebunan sawit di Riau selama periode Januari hingga Juni 2013.

  “Tahun demi tahun kebakaran hutan dan kabut asap dari Indonesia menyebarkan malapetaka di wilayah ini, dan sektor minyak sawit adalah pelaku utamanya. Sementara anggota-anggota RSPO barangkali tidak memiliki kebijakan tanpa bakar, tetapi lahan gambut yang sudah dikeringkan sangat mudah tersulut, hanya butuh satu percikan,” ujar Bustar Maitar dalam rilisnya. 

Sejak Juni, Greenpeace telah menghubungi lebih dari 250 perusahaan yang menjadi pembeli minyak sawit dan menanyakan bagaimana mereka memastikan bahwa rantai pasokan mereka tidak terkait dengan kerusakan hutan. Namun sebagian besar jawaban yang diterima hingga kini menunjukan bahwa hampir seluruh perusahaan semata-mata  

Baca juga :   BPDPKS Dukung Harga Acuan CPO

 “Merek-merek kebutuhan rumah tangga yang dijual di toko-toko swalayan tidak dapat bergantung pada RSPO untuk menjaminan bahwa mereka tidak terlibat dalam kerusakan hutan,” tegas Areeba Hamid, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Internasional.

Sampai berita ini dibuat, RSPO belum mengirimkan tanggapan atas pernyataan Greenpeace. Pertanyaan lewat email yang dikirimkan pihak redaksi kepada Desi Kusumadewi, selaku Direktur Eksekutif RSPO Indonesia, tidak memberikan jawaban. Namun dalam keterangan  pertengahan Juli kemarin, RSPO mengajak Greenpeace untuk bekerjasama menyelesaikan masalah kebakaran hutan dan penggunaan lahan gambut, dibandingkan mengekspose masalah ini ke media. (Qayuum Amri)

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Petani Sawit Demo Kedubes Uni Eropa, Sampaikan 5 Tuntutan

14 hours ago Berita Terbaru

Industri Hilir Sawit Minta Dukungan Pemerintah

1 day ago Berita Terbaru

BPDPKS Dukung Harga Acuan CPO

2 days ago Berita Terbaru

Petani Sawit Turun ke Jalan, Protes Kebijakan Uni Eropa

3 days ago Berita Terbaru

Anak Petani Sawit: KLHK Jangan Sewenang-Wenang dalam Urusan Kawasan Hutan

6 days ago Berita Terbaru

BPDPKS dan Majalah Sawit Indonesia Promosikan Sawit Sehat Kepada 145 UKMK Solo

1 week ago Berita Terbaru

CPOPC Bersama Perusahaan Indonesia Dan Malaysia Bantu Petani Sawit Honduras

1 week ago Berita Terbaru

APKASINDO : Tuduhan Pepsico dan Campina, Lukai Petani Sawit

2 weeks ago Berita Terbaru

Apresiasi IOPC 2022, Erick Thohir: Sawit Solusi Bagi Krisis Pangan dan Energi

2 weeks ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 1 month ago2 Mins Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 1 week ago1 Min Read
Latest Post

Ekonomi Digital Kian Mengalami Perkembangan yang Pesat

9 hours ago

PIS Turut Dampingi KNKT dan KLHK, Dukung Investigasi dan Mitigasi Kapal MT Kristin

10 hours ago

Tinjau Pasar Tramo, Presiden Cek Harga Kebutuhan Pokok

11 hours ago

Pemenuhan Kebutuhan Listrik Masyarakat Pedalaman

12 hours ago

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu Menggelar Bazar UMKM di Sejumlah Wilayah

13 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version