JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Semua panelis dan pembicara satu suara dengan tema diskusi yang digagas DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) pada Kamis (19 November 2020). Temanya sangat bermakna yaitu Gotong Royong Membangun Keberlanjutan Industri Sawit Nasional Untuk Petani Sejahteran dan Indonesia Maju.
“Tema ini sangat bagus karena sesuai nilai budaya kita. Budaya Indonesia adalah gotong royong. Sangat sesuai untuk menjaga dan membangun industri sawit,” ujar Martias Fangiono, Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang hadir memberikan pengantar diskusi.
Martias mengakui kelapa sawit telah menjadi produk global sehingga tantangan lebih besar. “Tidak heran kelapa sawit terus diserang habis. Diskriminasi sawit juga terjadi di negara barat. Intinya, masalah tersebut bagian persaingan dagang,” jelasnya.
Ia pun mengapresiasi program B30 oleh pemerintah. “Pelaku industri mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan pemerintah sehingga harga sawit lebih stabil. Program juga bagian Indonesia Incorporated,” tuturnya.
Derom Bangun, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia mengakui industri sawit sangat membutuhkan kekompakan semua pihak.
“Dengan adanya kekompakan menjadi kunci utama bagi kita untuk mengatasi segala kesulitan termasuk menghadang isu-isu negatif tentang kepala sawit ini,” paparnya.
Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI menjelaskan industri sawit memang harus bersatu sebagai supply chain mulai dari hulu sampai hilir. Oleh karena itu, saat berusaha memisahkan perusahaan dengan petani tidak akan bisa berhasil. Karena dipaksa atau tidak, kita ini merupakan satu kesatuan supply chain.
“Saya melihat tren positif dari APKASINDO. Kehadiran Bang Gulat makin terasa bagi petani. Hubungan antara petani dengan perusahaan jauh lebih baik, tidak lagi saling mempertentangkan. Semangat kemitraan menonjol makin kuat. Itu penting, kita perjuangkan daya saing industri ini dari hulu sampi hilir,” jelasnya.
Gulat menegaskan bahwa petani sawit telah memasuki generasi kedua dan ingin setara. Konsep kesetaraan ini merupakan konsep bersama antara pelaku usaha dan petani. “Kami ingin menjaga yang kuat, bukannya melemahkan. Di sisi lain, yang lemah mari kita perkuat,” ujarnya.
Dari sektor hilir, kalangan pelaku industri oleokimia dan minyak goreng mengakui gotong royong merupakan bagian penting industri sawit. Rapolo Hutabarat, Ketua Umum APOLIN, mengatakan sawit telah menjadi tulang punggung perekonomian. Dengan adanya, kelapa sawit mampu berkontribusi bagi ekspor nasional sektor non migas.
“Makanya gotong royong ide cemerlang sekali dalam memperkuat dan memajukan industri sawit,” ujarnya.
Bernard Riedo, Ketua Umum GIMNI, mengakui kolaborasi hulu sampai hilir yang dapat membuat industri ini mampu bertahan dan berdaya saing.
Forum ini rangkaian dari peringatan Hari Sawit Nasional dan HUT ke-20 APKASINDO yang akan dihadiri Martias Fangiono (Komite Pengarah BPDPKS), Derom Bangun (Ketua Umum DMSI), Joko Supriyono (Ketua Umum GAPKI), Bernard Riedo (Ketua Umum GIMNI), Rapolo Hutabarat (Ketua Umum APOLIN), Adiwisoko (AIMMI), dan Sunari (Direktur BPDPKS). Moderator forum ini adalah Dr. Purwadi dan Rino Afrino sebagai host.