JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Konsumsi biodiesel di dalam negeri meningkat dari Januari sampai Februari 2016 mencapai 519 ribu kiloliter. Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menjelaskan bahwa volume ekspor minyak sawit sudah akan dikurangkan karena produksi minyak sawit yang ada akan lebih difokuskan untuk memasok bahan baku biodiesel.
GAPKI memproyeksikan penyerapan biodesel dalam negeri pada 2016 diperkirakan sebanyak 3,2 juta kiloliter. Sedangkan, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memperkirakan penyerapan biodiesel oleh Pertamina mencapai 2,5 juta kil liter.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), penggunaan biodiesel pada Februari naik 30,5% menjadi menjadi 294 ribu kilo liter dibandingkan Januari sebelumnya berjumlah 225 ribu kiloliter.
Uuntuk ekspor produk sawit, terjadi kenaikan pada Februari 2016 naik sebesar 9% menjadi 2,29 juta ton dibandingkan dengan ekspor bulan Januari sebesar 2,1 juta ton. Secara akumulatif, volume ekspor selama dua bulan pertama tahun ini meningkat menjadi 4,39 juta ton daripada periode sama tahun kemarin berjumlah 3,59 juta ton.
Berdasarkan data GAPKI, Menurut data yang diolah GAPKI produksi CPO dan CPKO Indonesia untuk Januari lalu sebesar 2,99 juta ton, pada Februari ini produksi turun menjadi 2,70 juta ton atau turun sebesar 9,6%. Sementara stok minyak sawit Indonesia pada Januari tercatat 4,36 juta ton, sementara pada Februari turun 16% menjadi 3,66 juta ton.
Penyerapan biodiesel akan terus meningkat di dalam negeri, sementara stok semakin berkurang demikian halnya juga produksi. Hal yang sama juga terjadi di Malaysia. Trend ini akan menstimulasi harga di pasar global. GAPKI memperkirakan harga CPO global sampai pada akhir Maret akan bergerak di kisaran US$ 685 – US$ 710 per metrik ton. (Ferrika Lukmana)