JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Apical melalui anak usahanya Bio Oils membuat inovasi untuk menghasilkan bahan bakar pesawat yang rendah emisi karbon. Perusahaan menggandeng CEPSA, kelompok usaha asal Spanyol, yang berpengalaman dalam pengembangan proyek industri besar dan produksi bahan bakar. Serta pengetahuan pasar Eropa dan tujuan dekarbonisasi pelanggannya di sektor transportasi.
Bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) sebagian besar pasokan bahan bakunya dari limbah dan residu pertanian Apical. Fasilitas tersebut akan berlokasi di La Rábida Energy Park Cepsa di Provinsi Huelva, Spanyol. Produksi bahan bakar ini dilakukan melalui pabrik barunya yang dijadwalkan mulai beroperasi pada Semester 1 tahun 2026, yang memproduksi setiap tahunnya 500.000 ton SAF dan/atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan.
Fasilitas baru ini akan menampilkan teknologi terbaru untuk produksi biofuel generasi kedua. Dirancang sebagai pabrik yang berorientasi digital, operasi baru ini menggabungkan teknologi canggih termasuk kemajuan industri terbaru dalam kecerdasan buatan, internet of things (IoT), dan analisis data untuk memaksimalkan efisiensi proses, dan memastikan standar keselamatan dan keamanan tertinggi dan perlindungan terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan inovasi, Apical dapat mempercepat operasi berkelanjutannya yang sejalan dengan Pilar Ke-3 (Inovasi Hijau) Apical2030 dari peta jalan keberlanjutan strategisnya.
Pratheepan Karunagaran, Executive Director, Apical, menyampaikan emisi penerbangan menyumbang sekitar 2 – 3% dari emisi CO2 terkait energi global. Diperkirakan akan tumbuh sebesar 300%– 700% pada 2050. Untuk mengurangi emisi karbon langsung dari penerbangan, bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) dapat menjadi solusi.
“Bahan bakar rendah karbon yang dihasilkan dari 100% limbah terbarukan dan residu bahan baku, bekerja baik dengan mesin pesawat dan infrastruktur pengisian bahan bakar yang ada. Seiring meningkatnya ketersediaan limbah dan residu, serta seiring perluasan jejak dan kapasitas global Apical, kami dapat menciptakan kemitraan yang bernilai tambah untuk limbah kami di berbagai belahan dunia, terutama di Asia,” ujarnya.
“Sehubungan dengan perkembangan industri SAF di Asia, Pratheepan menambahkan SAF di Asia memiliki banyak potensi untuk tumbuh dan berkembang. Kabar baiknya karena semakin banyak negara mulai menyadari pentingnya praktik berkelanjutan dan tanggung jawab terhadap lingkungan, terdapat kesempatan untuk mempromosikan penerapan SAF di seluruh industri penerbangan,” tambahnya.
Juan Manuel Moreno Bonilla, Presiden Pemerintah Daerah Andalusia mengatakan Cepsa telah berinvestasi di Huelva dan Andalusia selama hampir 60 tahun dan telah menjadi bagian aktif dan pemain utama dalam kemajuan yang terjadi di wilayah kami. ”Cepsa telah memberikan kontribusi luar biasa untuk kemajuan dan penciptaan lapangan kerja, dengan hampir 8.000 pekerjaan langsung dan tidak langsung. Bersama Cepsa, kami yakin berada di jalur yang tepat,” katanya.
Maarten Wetselaar, CEO Cepsa, mengutarakan aliansi ini langkah yang menentukan strategi kami untuk memimpin sektor biofuel di Spanyol dan Portugal. Memposisikan proyek yang dibangun sebagai tolok ukur Eropa dalam produksi energi berkelanjutan dan ekonomi sirkular. “Biofuel generasi kedua adalah solusi langsung untuk mendukung energi pelanggan kami, karena dapat digunakan di mesin konvensional, sekaligus memungkinkan pengembangan lokal dan peningkatan otonomi energi di Eropa,” jelasnya.
Oscar Garcia, CEO Bio-Oils, menambahkan Cepsa telah menjadi pelanggan terbesar Bio-Oils selama bertahun-tahun. “Kami berbagi banyak keuntungan operasional, seperti kerja sama serta interkoneksi fasilitas dan penggunaan dermaga Reina Sofía untuk pengisian dan pembongkaran produk. Usaha patungan baru ini merupakan evolusi alami dari hubungan kerja sama kami yang telah terjalin,” pungkasnya.