Fast Moving Consumer Good (FMCG) menjadi bagian perjalanan karir Ardiahty Bachtiar selama lima belas tahun lebih. Di segmen FMCG sawit, ia cepat belajar dan mampu beradaptasi baik. Seperti apa tantangannya?
Ditemui di PT Asianagro Agungjaya, Ardiahty Bachtiar bergegas menuju pabrik minyak goreng. Sesi foto selama 15 menit lamanya berlangsung efektif dan singkat. Pengambilan foto berada di tengah berbagai produk minyak goreng, margarin, dan shortening tetap dilakoninya.
“Mohon maaf Bapak, setelah ini saya ada jadwal meeting virtual lagi,” ujar Ardiahty yang akrab dipanggil Diah pada Selasa (15 Februari 2022).
Sebelum pengambilan foto, ia bercerita baru setahun bergelut di industri sawit khususnya Fast Moving Consumer Good (FMCG). Sebagai informasi, FMCG adalah perusahaan yang menjual produk secara cepat dan kebutuhan konsumennya sangat tinggi. Produk-produk FMCG antara lain minuman, makanan olahan, makanan siap saji, ATK, kosmetik, dan produk pembersih.
“Sebelumnya, saya bekerja di perusahaan FMCG non food. Hampir lima tahun lebih bergelut di bidang ini,” ujar wanita yang hobi mendengarkan musik dan memasak ini.
Kendati baru setahun di bidang sawit. Ardiahty menjelaskan sudah mengetahui dan memahami pola bisnis perusahaan sawit. Saat di FMCG Non Food, dirinya telah memperhatikan data penjualan minyak goreng yang jumlah dan nilainya sangat besar.
Ada sejumlah point menarik dalam FMCG produk turunan sawit ini. Yaitu fluktuasi ketersediaan barang, bahan baku termasuk harga bahan baku dan harga jual produknya.
“Mesti diakui sangat dibutuhkan intuisi, analisa, pengetahuan, pengalaman sehingga bisa mengakomodir kebutuhan sales dan demand,” jelasnya.
Berkarir di salah satu perusahaan ternama, Ardiahty sekarang ini dipercaya mengembangkan merek dan mengedukasi produk sawit dan turunannya. Diakuinya tantangan bidang ini kemampuan memahami kompetisi pasar dari aspek harga sampai awareness terhadap brand/produk.
“Termasuk pula, kita mengedukasi masyarakat berkaitan aspek kesehatan. Edukasi ini menjadi penting ini untuk menjawab informasi negatif terkait minyak goreng sawit,” tambahnya.
Di dalam FMCG produk sawit ini, dijelaskan Ardiahty, sangat berbeda dengan bisnis FMCG lainnya. Lantaran, produk lain hanya menggunakan Unique Selling Proposition sebagai patokan dasar. Unique Selling Proposition atau USP merupakan faktor penting dalam setiap brand produk supaya lebih menonjol dari kompetitor.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 124)