Dengan Sawit Kita Bangga
Salam SAWIT INDONESIA,
Lebih dari 100 tahun, kelapa sawit menjadi bagian dari perjalanan bangsa ini. Sekitar 1848, Tanaman yang berasal dari Afrika ini awalnya berfungsi sebagai tanaman hias. Empat bibit sawit masing-masing dua bibit dari Mauritius dan dua lagi dari Hortus Botanicus dibawa ke Kebun Raya Bogor โ Sebelumnya Bogor bernama Buitenzorg. Kala itu, belum terpikir menjadikan kelapa sawit sumber bahan baku minyak goreng. Mulai tahun 1911, perkebunan sawit dibudidayakan secara komersial di beberapa daerah seperti Sei Liput dan Asahan.
Sawit terus bertumbuh pesat semenjak awal tahun 1980-an hingga sekarang. Kalau sebelumnya minyak sawit identik dengan minyak goreng. Kini turunan kelapa sawit lebih luas sebagai bahan baku produk pangan, oleokimia, farmasi, kosmetik, dan biodiesel. Diperkirakan turunan dari kelapa sawit mencapai 150 produk. Sebagian besar produk ini digunakan manusia dari kegiatan bangun tidur sampai tidur lagi. Dan kita harus bangga kontribusi komoditas ini bagi kehidupan manusia.
Tak hanya itu, industri sawit menyerapa tenaga kerja sampai 5 juta kepala keluarga. Ini artinya, komoditas ini memberi makan 20 juta penduduk di Indonesia. Kontribusi nyata adalah tanaman ini membuka akses wilayah terpencil. Berdasarkan riset Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), terdapat 150 kabupaten yang lahir dari pertumbuhan bisnis kelapa sawit. Ini artinya kelapa sawit membuka pusat perekonomian baru di desa/kabupaten. Kita harus bangga bahwa sawit membantu pengentasan kemiskinan di pedesaaan khususnya luar Jawa.
Industri sawit adalah sektor ekonomi riil yang memberikan kesejahteraan bagi negara ini. Sulit dibayangkan, apabila 100 tahun lalu tanaman ini tidak dibawa ke Indonesia. Mungkin saja, setiap tahun pemerintah pusing dalam penetapan kebijakan impor minyak goreng sebagaimana kebijakan impor beras. Bahkan, bisa saja masih banyak wilayah pedalaman di Indonesia yang ekonominya tidak tumbuh tanpa dukungan akses infrastruktur. Kita harus bangga sawit mendukung dan membantu aktivitas masyarakat.
Edisi ini, Rubrik Sajian Utama mengulas berita mengenai dukungan terhadap sikap tegas pemerintah kepada NGO yang mengganggu stabilitas negara. Stabilitas disini dalam artian melakukan kampanye hitam untuk merusak kegiatan perekonomian negara seperti perdagangan minyak sawit. Tidak menutup kemungkinan, kampanye hitam NGO adalah proxy war dari negara/pihak tertentu yang ingin mengusik industri sawit.
Semoga edisi bulan ini, pembaca mendapatkan beragam informasi terbaru dan menambah khasanah pemikiran. Selamat Membaca.