KUTA, SAWIT INDONESIA – Puncak Musyawarah Nasional GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) ke-XI akan berlangsung Jumat ini (10 Maret 2023). Pemilihan Ketua Umum akan ditentukan oleh para pemilik suara yang tergabung dalam GAPKI.
Selama dua hari pelaksanaan Munas, kandidat Ketua Umum telah mengerucut kepada dua nama yaitu Dwi Sutoro (Ketua Bidang Agroindustri GAPKI dan Eddy Martono (Sekjen GAPKI).
Kedua nama ini dipastikan akan bersaing ketat apabila Munas GAPKI XI melewati tahapan pengambilan suara terbanyak, bukan musyawarah mufakat melalui aklamasi.
Berikut profil kedua calon Ketua Umum GAPKI ini:
1.Dwi Sutoro
Pria kelahiran Semarang ini dilantik sebagai Direktur Pemasaran semenjak Oktober 2019. Lulusan S-2 IPMI dan Monash University ini mempunyai karir profesional yang sangat baik. Dunia komoditas bukanlah hal baru baginya termasuk sawit.
“Latar belakang professional saya sudah berkarir di industri pengguna sawit kurang lebih 25 tahun. Makanya, saya paham struktur industri hilir. Kemajuan indutri hilir yang berbasis sawit sangat dipengaruhi industri hulu (kebun),” ujarnya.
Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Dwi Sutoro menjelaskan bahwa sudah saatnya Indonesia menjadi barometer harga CPO dunia. Peranan KPBN (PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara) dapat dioptimalkan karena telah menjadi rujukan harga CPO pelaku industri sawit di dalam dan luar negeri.
Selain itu, perusahaan sawit di hulu memegang kunci. Sebab, bisnis komoditi harus efisien dan mampu lebih efektif. Tantangannya adalah membuat bisnis sawit yang sustainable di sisi hulu. Lalu harus dapat memastikan produktivitasnya naik dan biaya produksi dapat dikontrol.
Sebelum Munas GAPKI ke-XI, Dwi Sutoro telah menyatakan kesiapannya maju untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Joko Supriyono.
“Saya siap memimpin GAPKI. Perusahaan sawit swasta dan PTPN, baik yang kecil maupun besar harus berjalan bersama di bawah payung GAPKI. Tentu saja, kita gandeng pemerintah dalam membangun tata kelola bisnis sawit,” ujarnya optimis.
Dwi Sutoro pernah menduduki jabatan sebagai President Director PT Kievit Indonesia (2015- 2019), Director Quality South East Asia PT Unilever (2011-2015), serta menjadi Manufacturing Director Unilever Indonesia (2010-2011).
2. Eddy Martono
Pria kelahiran Yogyakarta ini telah aktif dalam GAPKI semenjak 2003. Dimulai dari level daerah sampai masuk jajaran pengurus pusat.
Di GAPKI, Eddy Martono dikenal sangat menguasai bidang pertanahan dan tata ruang. Sebelum menjabat Sekjen, pria yang hobi main golf ini menceritakan bahwa dirinya selalu belajar dari pakar dan aktif membaca literatur.
Kemampuannya juga semakin terasah dengan mengikuti pertemuan dan forum diskusi yang membahas masalah pertanahan, tata ruang, dan perhutanan. Itu sebabnya, ia dipercaya menjabat Ketua Bidang Agraria dan Tata Ruang selama 9 tahun tepatnya dari 2012-2021.
“Terkait pertanahan, hubungan GAPKI dengan Kementerian ATR/BPN sangat baik. Kami aktif berdiskusi mulai dari level eselon sampai menteri. Ketika diminta saran, GAPKI langsung berikan jawaban,” ujar lulusan S-2 Universitas ini.
Pria kelahiran Yogyarta ini menjelaskan industri sawit akan menghadapi tantangan berat. Karena itulah, GAPKI sebagai organisasi sawit tertua di Indonesia bersama pengurus dan anggota di dalamnya harus dapat melakukan antisipasi.
“Kelapa sawit telah menghasilkan devisa sampai US$39 miliar pada 2022, terus meningkat dari tahun ke tahun. Kontribusi sebesar ini akan dibarengi dengan tantangan yang semakin besar pula,” ujar lulusan S-2 Universitas Indonesia Studi Manajemen ini.
Eddy Martono saat ini menjabat Komisaris Utama PT. Mega Karya Nusa, perusahaan sawit yang dirintisnya. Selain itu, Eddy Martono memiliki pengalaman karir di PT Astra Agro Lestari Tbk dengan membuka kebun sawit di Riau, Kalimantan Timur dan Pasang Kayu dahulu Sulawesi Selatan sekarang Sulawesi Barat sewaktu