PEKANBARU, SAWIT INDONESIA – Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Riau menggelar rapat kerja wilayah (Rakerwil) yang dihadiri pengurus dan anggota dari 11 kabupaten. Dalam forum ini, setiap pengurus melaporkam perkembangan organisasi di wilayahnya dan persoalan yang mereka hadapi.
Gulat ME Manurung, Ketua DPW APKASINDO Riau, menjelaskan bahwa rapat kerja ini untuk menyerap persoalan dan aspirasi anggota yang tersebar di wilayah Riau. “Kami ingin memetakan dan mengetahui persoalan anggota,” kata Gulat.
Sebagai contoh, anggota Apkasindo Riau di Desa Pranap, Kabupaten Indragiri Hulu menghadapi masalah penggusuran oleh perusahaan Hutan Tanaman Industri. Gulat mengatakan anggotanya menerima surat penggusuran untuk diminta mengosongkan rumah mereka. Bahkan, akses jalan ke desa dilubangi sedalam 5 meter sehingga tidak dapat digunakan warga.
“Tindakan penggusuran adalah wewenang pemerintah, bukan pengusaha. Mereka (perusahaan HTI) melanggar aturan,” tegas Gulat.
Untuk itu, dikatakan Gulat Manurung, DPW Apkasindo Riau berinisiatif membuat tim advokasi bagi anggota mereka. “Kami siap lakukan pembelaan hukum dengan syarat anggota tidak lakukan penjarahan lahan,” kata Gulat.
Rino Afrino, Sekretaris DPW Riau mengatakan jumlah DPD Apkasindo Riau telah berkembang pesat mencapai 11 cabang, di bawah kepemimpinan Gulat Manurung.
Di hadapan anggota dan pengurus DPD Apkasindo, Rino Afrino menyatakan bahwa APKASINDO harus terbuka dan mau bekerjasama dengan berbagai komponen seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, lembaga riset, GAPKI, BPDP-KS, dan lembaga internasional lainnya.
“APKASINDO harus terbuka dan jangan eksklusif. Kita harus bersinergi dengan berbagai pihak. Selain itu, organisasi ini tidak membedakan suku, ras, dan agama,”pintanya.
Dalam rakerwil DPD APKASINDO Riau, pengurus DPW menyampaikan pandangan dan berbagi kendala yang mereka hadapi di lapangan. A Ramelan, Ketua DPD Siak meminta bantuan DPW Riau untul penyelesaian persoalan lahan. Selain itu dilakukan pula sosialisasi benih bersertifikat.
Dari DPD Apkasindo Kampar memaparkan kendala peremajaan yang dihadapi anggota mereka. Persoalan lain adalah kecilnya harga TBS sawit yang diterima petani swadaya dan belum optimalnya kerja DPW Kampar untuk mensosialisasikan keberadaan organisasi di wilayah Kampar.
Rakerwil APKASINDO Riau ditutup pada Jumat sore, 15 Desember 2017. Sebelumnya diadakan berbagai kegiatan seperti diskusi, penandatanganan nota kesepahaman dengan GAPKI, dan Sawit Goes To Campus di Universitas Islam Riau.