MUARA BUNGO, SAWIT INDONESIA – Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Mukti mampu menggerakkan perekonomian lokal di Desa Karya Mukti, Kabupaten Muara Bungo, Jambi. Pendapatan koperasi yang berdiri tahun 1986 ini mencapai Rp 8 miliar pada 2016.
“Tingginya pendapatan koperasi karena perputaran uang dari kelapa sawit. Dalam satu bulan dapat mencapai Rp 5 miliar,” kata Riswanto, Ketua KUD Karya Mukti, ketika ditemui di kantornya di Dusun Karya Harapan Mukti, Muara Bungo, Jambi, Rabu (13/9/2017).
Perputaran uang di KUD Karya Mukti diperkirakan Rp 69 miliar sepanjang satu tahun. Riswanto menjelaskan bahwa setiap hari anggota koperasi menerima pembayaran untuk penjualan buah sawit mereka. Jumlah anggota KUD Karya Mukti mencapai 1.360 orang. Sebagian besar berprofesi sebagai petani sawit.
“Setiap hari, anggota kami menerima pembayaran buah sawit. Mereka langsung dibayar cash,” ujarnya.
Pihak koperasi telah bermitra dengan PT Sari Aditya Loka 2 sebagai tempat penampungan hasil panen anggota. Perusahaan mengelola pabrik sawit yang lokasinya dekat dengan kebun masyarakat eks PIR-TRANS dan KKPA.
Riswanto menjelaskan kebun petani di Dusun Karya Harapan Mukti merupakan pengembangan dari program PIR-TRANS dari tahun 1985. Saat itu, PT Sari Aditya Loka 2 menjadi mitra petani yang membangun lahan masyarakat.
Selain itu, ada pula petani yang menjadi peserta Kredit Koperasi Primer Agribisnis (KKPA). “Program ini telah dimulai dari sekitar tahun 1997,” jelasnya.
Tidak hanya mengelola panen sawit, KUD Karya Mukti mengelola 16 lini usaha antara lain pupuk, saprodi, mini market, internet banking, toko elektronik, pabrik pupuk organik,listrik, suku cadang, LPG, dan armada KUD. Nilai aset koperasi per Desember 2016 mencapai Rp 32 miliar.
Tak heran, KUD Karya Mukti masuk jajaran 10 koperasi terbaik di Indonesia berdasarkan penilaian Kementerian Koperasi dan UKM pada 2016. Riswanto menuturkan kunci sukses pengelolaan koperasi yaitu mau melayani anggota serta menjalin kerjasama yang baik.
Abdul Wahab, Kepala Dusun Karya Harapan Mukti, mengakui penghasilan warganya ditopang dari hasil panen kelapa sawit. Banyak warga yang dapat menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi dari panen sawit.
“Kelapa sawit mengangkat perekonomian lokal daerah ini. Dampaknya sangat luar biasa,” pungkas Abdul.