JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Citra Borneo Utama (CBU) dan Grand Resources Group (Singapore) Pte, Ltd. menjalin kerjasama jual beli (Offtake Agreement) senilai US$ 10 Juta. Kerjasama ini ditujukan untuk pembelian produk turunan dari kelapa sawit yaitu stearin dan olein.
Penandatanganan dilakukan secara virtual pada 12 Mei 2021 secara virtual diantara dua negara, yakni Indonesia dan Singapura. Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Monica Putri selaku Marketing Deputy Director CBU, dan dari GRGS oleh Robert Xiu Qiang. Dengan disaksikan langsung CEO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Vallauthan Subraminam, CEO Citra Borneo Indah Group Rimbun Situmorang dan Direktur CBU Balakrisnan Naidu.
Monica menjelaskan bahwa tujuan kerja sama ini untuk memastikan rencana penyediaan stearein dan olein untuk memenuhi kebutuhannya. Grand Resources Group akan mendapatkan keuntungan dalam suplai terkait stearin dan olein. Karena produksi ini masih langka di pasaran dunia. Sedangkan CBU mendapatkan keuntungan dengan adanya pembeli tetap.
“Kerjasama ini menjadi milestone penting bagi kedua belah pihak. Kami harapkan setelah penandatanganan ini dapat dilanjutkan dengan kerjasama yang saling menguntungkan dan dapat dikembangkan,” pinta Monica.
CBU merupakan perusahaan refinery atau pabrik penyulingan dan fraksinasi minyak kelapa sawit, yang juga industri hilir yang dimiliki 32% oleh PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). Produk CBU dari turunan minyak sawit dihasilkan dengan proses penggilingan dan pemurnian, proses pertama adalah fraksinasi yakni dengan kristalisasi dan proses pemisahan yakni menghasilkan bentuk padat (stearin), dan bentuk cair (olein).
GRGS adalah anak perusahaan dari Grand Industrial Holding Co Ltd. perusahaan besar yang begerak diberbagai macam industri asal China.
Kedepannya, dengan adanya kerjasama ini diharapkan menyokong CBU terhadap keberlangsungan bisnis usaha yang sangat menjanjikan bagi seluruh pemegang saham dan para pemangku kepentingannya. Untuk sumber pasokan bahan baku CPO-nya, CBU saat ini masih mendapatkan distribusi penuh dari SSMS, sebesar 80% dari kapasitas yang dimiliki CBU berasal dari CPO SSMS, 20% lainnya bisa didapatkan dari pihak ketiga.
Sebagai informasi pada akhir 2020, SSMS menambah porsi kepemilikan sahamnya di CBU sebesar 32% dari sebelumnya hanya sebesar 19%.
SSMS optimis dari peningkatan kepemilikan saham tersebut diharapkan perseroan dapat meningkatkan likuiditas dan keuntungan di masa depan.