JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) mendorong tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sawit terus tumbuh baik yang berada di sekitar perkebunan dan provinsi sentra kelapa sawit. Di tengah pandemi, pelaku usaha UMKM sawit tetap inovatif mengembangkan produk dan usaha. Beragam produk bermunculan mulai dari hand sanitizer, sabun cair (liquid soap), suplemen minyak sawit merah, gula merah, dan kerajinan limbah sawit.
Muhammad Ferian, Plt. Direktur Kemitraan BPDP-KS menyebutkan Ddlam upaya peningkatan kesejahteraan petani, dikatakan Ferian, petani dapat diarahkan kepada sektor UMKM. Sebab UMKM ini merupakan usaha yang produktif untuk peningkatan pendapatan petani melalui penciptaan nilai tambah produk sawit (minyak dan biomasa). Selain itu, format kelembagaan UMKM dapat digunakan untuk meningkatkan posisi tawar yang optimal dan akses langsung kepada pasar.
Hal ini terungkap dalam Dialog Webinar UMKM Sawit Sesi I bertemakan “Peluang dan Tantangan UMKM Sawit di Era New Normal”, Jumat, (7 Agustus 2020). Dialog ini diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Hadir pembicara lainnya yaitu M. Ferrian (Plt. Direktur Kemitraan BPDP-KS), Rino Afrino (Sekjen DPP APKASINDO), Prof. Erliza Hambali (Guru Besar IPB/Pengelola UMKM Hand Sanitizer Berbahan sawit), Sofyan Daulay (Pengelola UMKM Gula Merah Sawit), dan Suhendrik (Pengelola UMKM Mie Minyak Sawit Merah).
Di saat pandemi, banyak UMKM sawit yang menghasilkan produk dibutuhkan masyarakat seperti produk pembersih tubuh, sanitasi, dan makanan. “Kami bekerja sama dengan sejumlah lembaga untuk menghasilkan produk di masa pandemi. Kerjama dengan Surfactant and Bioenergy Research Center – Institut Pertanian Bogor (SBRC – IPB) yang menghasilkan sabun cair dan hand sanitizer yang akan dilaunching bulan ini. Kami juga menggerakkan petani supaya memproduksi produk pangan yang relevan dengan keadaan saat ini,” kata Ferian.
Ferian menegaskan intinya pihaknya sudah memulai beberapa program yang difokuskan pada UMKM dan kelompok petani. “Kami harapkan kemitraan dengan BPDP-KS tidak hanya wacana tetapi hasil akhir yang bisa membuat petani sawit yang dulunya belum punya usaha menjadi memiliki usaha dan kegiatan ekonominya jauh lebih baik,” ujarnya.
Dalam pandangannya, UMKM sawit juga menjadi faktor penting kalau ingin menaikan posisi tawar petani. Pihaknya mempelajari penelitian yang dilakukan akademis yang berkesimpulan petani bercerai berai. Dan, melihat ketidakberdayaan petani karena tidak bekerja dalam sebuah wadah. Maka kami yakin untuk menggerakkan UMKM di sektor sawit bisa menjadi kekuatan yang luar biasa,” jelasnya.