Minamas Plantation bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tanjungpura (Untan) untuk mengantisipasi kebakaran lahan di Kalimantan Barat. Sinergi ini menjadi penting di tengah pandemi Covid-19.
Tidak ingin mengulang kejadian kebakaran lahan dan hutan seperti tahun lalu, pemangku kepentingan di Kalimantan Barat memperkuat sinergi. Salah satunya Minamas Plantation yang aktif menggandeng berbagai pihak semenjak awal tahun ini.
“Sejak awal beroperasi, Minamas Plantation telah menerapkan Zero Burning Policy secara ketat di seluruh area operasional kami untuk mencegah terjadinya kebakaran khususnya pada saat musim kering. Tidak hanya berhenti disini, kami juga telah melaksanakan inisiatif lainnya meliputi pencegahan dan penanganan karhutla, “ujar CEO Minamas Plantation, Shamsuddin Muhammad dalam seminar virtual yang bertajuk “Pencegahan Kebakaran Berbasis Masyarakat Ditengah COVID-19, Persiapan Kalimantan Barat Dalam Menghadapi Musim Kemarau 2020”, pada awal Juli 2020.
Shamsudin menjelaskan bahwa Minamas di bidang pencegahan telah membangun inisiatif berbasis masyarakatseperti pembentukan Masyarakat Peduli Api, program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA), Guru Peduli Api dan berbagai inisiatif lainnya. Selanjutnya bidang penanganan, Minamas berupaya secara intensif melaksanakan berbagai kesiapsiagaan di wilayah operasional kami dengan memonitor titik api setiap harinya, sosialisasi karhutla dengan masyarakat sekitar, hingga pelatihan ataupun simulasi pemadaman api.
“Saya sangat mengapresiasi kerjasama antara Minamas Plantation dan Universitas Tanjungpura dalam upayanya membantu kami mempersiapkan diri menghadapi bahaya karhutla melalui program DMCA ditengah pandemi. Kami berharap dengan disusunnya pedoman ini, kesiapan setiap pihak dalam pencegahan karhutla menjadi lebih optimal, terlebih lagi di kondisi pandemi yang banyak keterbatasan saat ini”, tambah Shamsuddin.
Virtual seminar tersebut juga turut dihadiri oleh narasumber seperti Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H.– Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Prof. Garuda Wiko – Rektor Universitas Tanjungpura, Drs. Herizal,M.Si – Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ir. Medi Herlianto, CES., MM – Ahli Utama BNPB, Bambang Dwi Laksono, S.Hut., MM – Ketua Bidang Sustainability GAPKI, Dr. Maswadi SP., MCS – Ketua Prodi Agribisnis Faperta Untan dan Dr. Dina Nurul Fitria, SE., MT – Dosen Universitas Pertamina selaku Moderator serta stakeholders lainnya. Selain seminar virtual, acara juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan antara PT. Budidaya Agrolestari dan PT Sandika Natapalma – anak usaha Minamas Plantation dengan Universitas Tanjungpura sebagai partner dalam menjalankan program DMCA di Marau, Kalimantan Barat.
Seminar virtual ini bertujuan untuk mensinergikan persiapan stakeholders yang terkait dengan perlindungan lingkungan dalam upaya pencegahan karhutla serta untuk turut memberikan gagasan dan ide dalam penyusunan Pedoman Pencegahan Karhutla Berbasis Masyarakat Ditengah Pandemi COVID-19 yang nantinya akan diimplementasikan di program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) Minamas Plantation di Kalimantan Barat.
Dalam kata sambutannya, Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Garuda Wiko SH, Msi, FCRArb, menjelaskan bahwa tujuan kerjasama Minamas dan Universitas Tanjungpura merumuskan pendekatan jangka panjang dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di sekitar kebun dan berbagi pengalaman tentang best practices dalam sustainable agricultural management tanpa membakar lahan. Seperti program-program yang telah dilakukan oleh Minamas Plantation sebelumnya, kami berharap program DMCA ini dapat terlaksana dengan adanya pedoman yang dapat diimplementasikan di lapangan.
Dijelaskannya dalam membangun DMCA dilakukan melalui beberapa program, mulai dari pendampingan, pelatihan, dan penanganan lahan yang melibatkan peneliti dan mahasiswa. Pihaknya memberikan perhatian agar jangan terjadi kebakaran lahan dengan melakukan berbagai upaya pencegahan.
“Melalui program ini diharapkan terwujud desa mandiri cegah api yang ramah lingkungan, memiliki reorientasi nilai yang mengubah pola pikir dalam bertani, memperkuat konsep pencegahan dengan pendekatan kesejahteraan,” ucapnya.
Melalui program ini pula, tambah dia diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat yang berdekatan dengan area kegiatan usaha. Dengan begitu, secara tidak langsung, upaya ini juga dapat mendukung program Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam mewujudkan desa mandiri.
Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H., Wakil Gubernur Kalimantan Barat mengatakansangat mengapresiasi inisiatif program yang telah dilakukan Minamas Plantation. Dengan sistem yang baru ini, pencegahan Karhutla tidak lagi dilakukan sendiri-sendiri melainkan harus dikerjakan bersama-sama dengan keterlibatan semua pihak sehingga bisa optimal.
“Jadi sekali lagi mari kita tingkatkan kewaspadaan kita dan perkokoh hubungan kerja sama yang sudah terjalin dengan baik koordinasi yang harmonis serta sinergis antara pihak serta dukungan dan keterlibatan semua pihak baik unsur pemerintah, dunia usaha dan khususnya masyarakat merupakan syarat mutlak dalam mewujudkan pengendalian karhutla yang integratif dan komprehensif di wilayah provinsi Kalbar,” ungkapnya.
Ia mengutarakan Pemerintah provinsi kalbar telah menerapkan aturan serta regulasi kepada para pengusaha sehingga bisa lebih cepat dari Provinsi lain dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesi, Edisi 105)