Jakarta, Sawit Indonesia – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pengusaha sawit olahan pun langsung menyampaikan harapannya kepada presiden baru agar komoditas memiliki badan khusus.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menilai usulan itu bisa jadi dipertimbangkan karena visi-misi keduanya ialah melanjutkan program yang sudah ada, termasuk lebih memperhatikan komoditas unggulan seperti sawit. Usulan itu juga sudah disampaikan sebelum Pilpres berlangsung.
“Saya pikir belajar dari pengalaman lalu, ketika bicara dengan tim presiden nomor 2 disampaikan melanjutkan tapi bukan hanya melanjutkan gitu aja. Mereka melanjutkan dengan berbagai improvement,” katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/03/2024).
Peningkatan itu dilakukan dengan berbagai langkah maupun strategi, salah satunya dengan membuat badan sawit yang menjadi induk dari komoditas ini, sehingga Kementerian/Lembaga lain tidak lagi mengurusi komoditas ini.
“Itu kita dorong sawit kita berubah, yaitu bentuk suatu badan untuk bekerja langsung. kenapa? sawit ini segitu demikian mewahnya, ada 17 Kementerian di dalamnya karena semua sayang dengan sawit, saking sayangnya semua. Silakan satu aja badan supaya dia cepat beroperasi,”
Adanya badan sawit nasional diklaim bakal bisa menghilangkan tumpang tindih regulasi yang kerap terjadi antara Kementerian dan Lembaga. Birokrasi sepanjang itu membuat geliat sawit berpotensi tidak bisa sekencang dibanding jika ditangani oleh badan khusus. Selain itu, potensi peningkatan perekonomian juga bakal besar.
“Kalau itu bisa berjalan, saya perkirakan 20% dari GDP nasional bisa dari sini,” ujar Sahat.
Ia tidak ingin sawit bernasib sama seperti komoditas lain, misalnya karet yang potensinya tidak bisa digali sebagaimana mestinya.
“Contoh apa yang kita lakukan dengan karet? Ngga ada kan, karena banyak politic interest. Aspal banyak cuannya kalau impor. Padahal di Thailand aspal karet daya tahannya lama, musuhnya kontraktor karena ngga cepat rusak, jadi kalau aspal dari karet itu susah rusaknya,” kata Sahat.
Sumber: cnbcindonesia.com