JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk mempertahankan kinerja positifnya sepanjang 2022. Kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata CPO maupun palm kernel menopang pendapatan perusahaan menjadi Rp 4 triliun. Capaian ini lebih tinggi 0,7% dari 2021 yang sebesar Rp 3,8 triliun.
Dari data perusahaan, volume penjualan CPO meningkat sebesar 2,6% menjadi 275.320 ton pada tahun 2022 dibandingkan dengan 262.683 ton pada tahun 2021. Adapun, harga jual rata-rata CPO pada tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 5,1% menjadi USD 842/ton dibanding harga jual ratarata tahun lalu. ANJ juga mencatatkan peningkatan volume penjualan PK sebesar 5,8% menjadi 54.996 ton dengan harga jual rata-rata yang meningkat 6,1% dibandingkan HJR tahun lalu.
Pada 2022 produksi CPO dan Inti Sawit (PK) meningkat sebesar 5,0% dan 6,8% menjadi 275.769 ton dan 55.011 ton, sejalan dengan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang naik menjadi 840.581 ton. Kenaikan produksi CPO ini juga dipengaruhi strategi perusahaan yang mendongkrak pembelian TBS dari pihak ketiga petani sawit.
Nopri Pitoy, Direktur Keuangan ANJ, dalam paparannya menjelaskan bahwa penurunan laba bersih disebabkan beban yang lebih tinggi akibat penurunan nilai wajar Tandan Buah Segar (TBS) pada tanggal 31 Desember 2022, yaitu sebesar USD 8,2 juta seiring dengan penurunan harga TBS pada akhir tahun 2022 dibandingkan harga TBS pada awal tahun.
Selain itu, perang Rusia-Ukraina, secara tidak langsung memberi dampak negatif terhadap kinerja keuangan ANJ, karena kenaikan biaya masukan (input costs), dan utamanya dikarenakan kenaikan biaya solar dan pupuk. Laba bersih tahun berjalan juga terdampak dari rugi selisih kurs sebesar USD 2,6 juta sebagai dampak pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.
Nopri Pitoy menambahkan, di tengah banyaknya tantangan dan ketidakpastian ekonomi dunia, ANJ terus berupaya untuk meningkatkan produksi dan mengendalikan biaya produksi. Pada tahun 2023, ANJ menargetkan pertumbuhan produksi ± 10% seiring proyeksi peningkatan kinerja operasional yang lebih baik serta penerapan strategi-strategi keberlanjutan seperti program penanaman kembali. Program ini dilakukan untuk mencapai profil usia pohon yang seimbang untuk mempercepat pertumbuhan di masa depan.