KUALA LUMPUR, SAWIT INDONESIA – Kelvin Tio, Managing Director Asian Agri menjelaskan bahwa perusahaan telah memproduksi minyak sawit bersertifikat RSPO atau dikenal Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) mencapai 700 ribu ton.
Hasil produksi ini telah dijual untuk pasar lokal dan ekspor. “Saat ini produksi CSPO kami kurang lebih ada 700 ribu ton per tahun, bukan hanya dari inti melainkan juga berasal dari petani plasma kita,” ujar Kelvin kepada Sawit Indonesia di sela RT-13 RSPO di Kuala Lumpur (18/10).
Produksi CSPO Asian Agri berasal dari 70 ribu hektar lahan inti dan 40 ribu hektar plasma yang telah bersertifikat RSPO. Memproduksi CPO dari kebun dengan praktik berkelanjutan sendiri memang menjadi strategi Asian Agri dalam menjalankan bisnis sawitnya. Kelvin mejelaskan bahwa perusahaannya saat ini lebih fokus terhadap upaya intensifikasi dibanding perluasan lahan.
“Kita sudah tidak akan membuka lahan dimanapun baik di gambut, maupun di lahan mineral. Sekarang, fokus kami kepada intensifikasi dalam arti peremajaan. Peremajaan kita lakukan setiap tahun dalam luasan tertentu untuk meningkatkan yield,” kata Kelvin.
Target intensifikasi untuk peningkatan produksi CPO dari 5 ton per hektare menjadi 7,5 ton per hektare. Kelvin melanjutkan bahwa hampir 50 persen kebun Asian Agri telah direplanting untuk mencapai kapasitas produksi tersebut.
Tak hanya kebun inti, peningkatkan produksi juga diupayakan oleh perusahaan termasuk untuk menyertifikasi kebun plasma. Akhir tahun depan Asian Agri menargetkan seluruh kebun plasmanya mampu telah tersertifikasi agar mampu memproduksi CSPO.
“Untuk tahun depan, kami targetkan lahan plasma kami semuanya bersertifikat RSPO. Tantangan yang akan dihadapi adalah full traceability untuk suplai sawit dari pihak ketiga,” ungkap Kelvin.
Perusahaan mengelola perkebunan sawit 160 ribu hektare yang terdiri dari lahan inti seluas 100 ribu hektar dan lahan plasma mencapai 60 ribu hektar. (Laporan: Anggar Septiadi dari Kuala Lumpur)
Sumber foto: inside-rge.com