Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia ( APKASINDO) yang dinakhodai Gulat Manurung membawa warna baru bagi industri sawit Indonesia. Organisasi yang tersebar di 22 provinsi ini memberikan nilai positif dan inovatif bagi petani.
Pesan ini disampaikan Jend.TNI (Purn) H.Moeldokoselaku Ketua Dewan Pembina DPP APKASINDO kepada pengurus, Ketua DPW, dan anggota yang hadir dalam pengukuhan pengurus DPP APKASINDO periode 2019-2024, pada 9 Juli 2019, di Aula Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dalam penjelasannya, Moeldoko mengatakan sektor kelapa sawit di Indonesia mengalami pertumbuhan sangat pesat. Luas areal perkebunan sawit juga terus meningkat.
“Meskipun ada tantangan internal dan eksternal, seperti legalitas lahan, saran-prasarana, harga tandan buah segar (TBS), serta hambatan di beberapa negara tujuan ekspor. Kita harus optimis dan bekerja penuh untuk kemajuan sawit di Indonesia,” paparnya.
Pidato ini disampaikan saat pelantikan jajaran pengurus yang diketuai oleh Ketua Umum Gulat Medali Emas Manurung, Ketua Harian Gus Dalhari Harahap, dan Sekjen Rino Afrino.
Ia menambahkan, sektor sawit mampu menciptakan 4,2 juta lapangan kerja langsung dan lebih dari 12 juta lapangan kerja tidak langsung. Selain itu 20 juta rumah tangga petani bergantung pada sektor sawit khususnya di perkebunan rakyat. “Kibarkan bendera sawit untuk kesejahteraan dan kemajuan sawit,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Moeldoko yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Kepala Sawit Indonesia (APKASINDO) melantik jajaran pengurus baru periode 2019-2024. Kepada jajaran pengurus baru yang diketuai oleh Ketua Umum Gulat Medali Emas Manurung, Ketua Harian Gus Dalhari Harahap, dan Sekjend Rino Afrino. Moeldoko berpesan agar APKASINDO menjadi organisasi penghubung petani sawit dengan pemerintah, dan menjadi jembatan kepada pengusaha dan kelompok lainnya.
“Bekerja secara penuh dan inovatif, lakukan perubahan yang progresif. Sehingga keberadaan organisasi ini memiliki nilai positif kepada masyarakat dan petani sawit khususnya. Gunakan organisasi positif untuk sesuatu yang positif. Kalau tidak, tidak ada gunanya,” pesannya.
Hampir seluruh provinsi di Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit, tercatat 22 provinsi dengan luas areal mencapai 14 juta hektar dan produksi minyak sawit mentah mencapai 40 juta ton. APKASINDO memiliki visi besar menjadikan dan mempertahankan Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terkemuka di dunia melalui pemberdayaan sumber daya pekebun, teknologi dan industri secara berkesinambungan yang berwawasan lingkungan.
Moeldoko menyebutkan kelapa sawit juga berkontribusi terhadap ketersediaan energi bahkan sektor energi terbarukan (renewable energy). Apabila terealisasi program B20 dan B100, maka kontribusinya besar sekali dalam energy. Indonesia merupkan produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan menguasai pangsa pasar 54%, kemudian diikuti oleh Malaysia 27,4%.
Selain itu sebanyak 20 juta rumah tangga tani bergantung pada sektor sawit. Ada 22 propinsi yang terlibat secara langsung. Namun demikian ada tantangan internal maupun eksternal. Legalitas lahan, ketelanjuran petani dalam kawasan hutan, sertifikat hak milik, produktivitas rendah, peremajaan, sarana prasarana infrastruktur, harga TBS tidak stabil, kemitraan, SDM perkebunan dan kelembagan petani. Semua persolan ini belum terselesaikan hingga saat ini.
(Selanjutnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 93, 15 Juli – 15 Agustus 2019)