Jakarta, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) berharap pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk mempercepat pendirian Pabrik Mini Minyak Goreng (PAMIGO) yang diperuntukkan untuk dikelola Koperas Petani Sawiti dan UMKM. Dengan PAMIGO, kelangkaan minyak goreng curah yang akhir-akhir ini dialami masyarakat Rokan Hilir bisa teratasi.
“Saya terus terang kecewa dengan kecepatan Kementan mengatasi problematika ini, padahal Kementan sudah punya teknologi PAMIGO (Pabrik Mini Minyak Goreng) yang diperuntukkan untuk dikelola Koperas Petani Sawiti dan UMKM dan sudah berkali-kali dipamerkan diberbagai acara nasional,” ujar Ketua Umum APKASINDO Dr. Gulat ME Manurung, MP.C.IMA dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (21/2/2024).
Padahal, ujar Gulat Presiden Jokowi sudah mengatakan bahwa per 1.000 ha kebun sawit rakyat supaya didirikan Pabrik ini, termasuk Pabrik Minyak Makan Merah (M3) dari Program Kementerian Koperasi UMKM. Namun, hingga saat ini pabrik tersebut belum beroperasi.
“Memang saya dengar salah satu permasalahannya adalah terganjal Kepdirjendbun 62 tahun 2023, yaitu terkait persyaratan yang dibuat mengenai Koperasi wajib memiliki modal 30% dari total biaya membangun pabrik dan uang 30% tersebut sudah harus mengendap selama setahun. Tentu ini persyaratan yang melambung tinggi dan sulit digapai koperasi atau UMKM. Persyaratan ini berlaku jika ingin menggunakan dana BPDPKS,” Kata Gulat.
Menurutnya, harusnya PAMIGO dan M3 bisa melayani kebutuhan minyak curah masyarakat dan korporasi produsen migor hanya mengurusi minyak kelas kemasan, kelas premium dan ekspor.
“Dengan konsep ini semua akan happy, tapi Kementerian terkait (Kemendag, Kementan, Kemen Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Kemenkeu) tidak menganggap hal ini penting makanya selalu terulang kelangkaan migor curah yang memang sangat cocok di masyarakat menengah ke bawah,” jelasnya.
“Menyelesaikan masalah migor rakyat harus dengan cara terobosan dan cara-cara yang tidak biasa, jangan hanya bermain di retorika dan regulasi itu semua nostalgia” tambah Gulat.
Selain itu, Gulat juga berharap kepada Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia(GIMNI) dan (Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) untuk melihat permasalahan yang ada dimasyarakat perkebunan dan daerah-daerah kecil yang ada di Indonesia. Sebab di sana, ujar Gulat, minyak goreng curah eceran masih dibutuhkan banyak masyarakat.
“Jadi jangan dulu berpikir 100% minyak kemasasan sederhana per liter untuk masyarakat, karena faktanya beda dilapangan,” ucapnya.
Sebelumnya, masyarakat Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau dikabarkan mengalami kesulitan memperoleh minyak goreng curah di pasaran. Bahkan, kelangkaan minyak goreng curah tersebut sudah terjadi selama 8 bulan terakhir.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid Disperindagsar Rokan Hilir Delta Norantika saat melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Dr. Gulat ME Manurung, MP.C.IMA di Kantor Perwakilan DPP APKASINDO di Pekanbaru, Riau, Rabu (21/2/2024).
Penulis: Indra Gunawan