JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) akan menjalankan konsultasi publik untuk investasi perkebunan kelapa sawit Kabupaten Maybrat. Konsultasi ini dihadiri lebih 200 perserta konsultasi publik yang terdiri dari suku-suku di Maybrat dan pemangku kepentingan lain, termasuk wakil pemerintah kabupaten Sorong Selatan dan Maybrat, kepolisian, Tentara Nasional Indonesia (TNI), organisasi masyarakat (Ormas), dan media massa, Wakil Bupati (Wabup) Sorong Selatan, Martinus Salamuk, menyampaikan harapan senada dengan Bupati Maybrat.
Konsultasi public digelar pada 1 Juni membahas isu-isu temuan dari Kajian Dampak Lingkungan dan Nilai Konservasi Tinggi yang dilakukan Malaysian Environmental Consultants (MEC).
Bupati Maybrat, Karel Murafel mengatakan kepentingan masyarakat, terutama pemilik hak ulayat, harus mendapat perhatian dari perusahaan. Demikian juga dengan kepentingan keberlangsungan lingkungan,” kata Bupati yang juga menyinggung pentingnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dalam pelaksanaan investasi.
Menurut Karel Murafel, keinginan masyarakat seperti memiliki perkebunan plasma, harus dibicarakan, dirumuskan, dan disepakati dengan baik dalam konsultasi publik.
”Saya harus mengingatkan, apa yang dibicarakan dan sepakati dalam konsultasi publik hari ini, harus dipegang dan dihormati. Jangan berubah ketika ada yang mempengaruhi,”tegasnya.
Melalui konsultasi publik,menurut Wakil Bupati Sorong Selatan, Martinus Salamuk, berbagai hal dapat dibicarakan bersama antara perusahaan dan masyarakat serta pemangku kepentingan lainnya.
”Setelah selesai, jangan ada lagi yang bersikap berbeda dengan apa yang sudah dicapai,” ujarnya.
Sejalan dengan Bupati Maybrat dan Wabup Sorong Selatan, Head Community Involvement and Development (CID) ANJ – Wilayah Timur, Titayanto Pieter, memastikan bahwa bisnis dan operasi dijalankan dengan berkomitmen terhadap keberlanjutan melalui penerapan prinsip Pengembangan Bertanggung Jawab (Responsible Development). Dengan prinsip ini, ANJ berkeinginan maju bersama-sama masyarakat sebagai mitra sejajar, menjaga keseimbangan kelestarian alam, mendorong ekonomi dan taraf hidup masyarakat setempat, serta memperoleh imbal hasil usaha yang layak.
Melalui konsultasi publik, kata Pieter, berbagai kepentingan dan aspirasi dari seluruh pemangku kepentingan dapat dipertemukan. Terlebih, investasi dan niat baik mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat harus datang dari semua pihak yang terlibat. ”Kebersamaan itu membawa kita terus maju dan berkembang, tidak terjebak, apalagi berhenti, karena berbagai kesalahpahaman di masa lalu,” paparnya.
Titayanto Pieter menyampaikan Perusahaan sesegera mungkin menindaklanjuti isu-isu yang berkembang selama dua hari forum berlangsung. Akan halnya aspirasi dalam bentuk pengembangan, dukungan, atau bantuan, menurut Pieter, harus disalurkan melalui Forum Aspirasi Kampung yang telah dibentuk bersama masyarakat.
”Kedepan ANJ hanya akan berhubungan dengan lembaga,” kata Tiyanto dalam siaran persnya.
Head of CID ini juga membacakan sambutan Direktur Sustainability ANJ, Sonny S. Sukada. Dalam pandangan Sukada, ”Dinamika yang berkembangan selama forum berlangsung, yang melahirkan kesepakatan dan kesepahaman di antara semua pihak yang berkepentingan, menjadi bekal kita melangkah bersama ke depan. Hal-hal atau rekomendasi yang masih harus dilakukan, mari kita tindak lanjuti bersama.”
Melalui konsultasi publik ini, para pemangku kepentingan, terutama masyarakat pemilik tanah adat, memberi kontribusi, khususnya niat baik, kerja sama, ide, dan pemikiran, agar operasi perkebunan kelapa sawit yang direncanakan ANJ di Kabupaten Maybrat dapat diwujudkan. Demikian pula dengan komitmen ANJ untuk membangun secara bertanggung jawab, yaitu maju bersama-sama masyarakat, menjaga keseimbangan alam, memajukan taraf hidup masyarakat setempat, serta mendapatkan keuntungan yang layak.
Selesainya konsultasi publik justru menjadi awal baru hubungan ANJ dengan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Maybrat. Sukada menegaskan, ”Kami berharap hubungan ini akan berlangsung sejajar, dinamis, sehat, dan dua arah. Sebab kami hanya dapat membangun dan beroperasi di Papua jika masyarakat juga menginginkan hal yang sama. (Qayuum)