JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa pandemi Covid-19, institusi pendidikan harus berinovasi dalam hal pembelajaran yang efektif. Terlebih pada institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan vokasi (Program Diploma I), yang menuntut banyak praktek dibanding teori.
Menyadari terbatasnya pembelajaran yang menuntut banyak praktek dibanding teori, Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY-Stiper), yang mencetak calon Mandor Tanaman, melakukan terobosan pembelajaran yaitu kuliah Learning Factory dengan model pembelajaran learning by doing. Model pembelajaran ini paling sesuai dan efektif. Hal tersebut diutarakan Direktur AKPY-Stiper, Ir. Sri Gunawan, M.P, melalui sambungan telepon, pada Rabu (10 Februari 2021).
Dijelaskan Sri Gunawan, melalui kuliah Learning Factory, mahasiswa belajar dengan melakukan praktek langsung di kebun. Model pembelajaran diharapkan lebih mudah diserap, karena sebelum praktek di kebun mahasiswa mendapatkan teori yang disampaikan langsung oleh dosen yang memiliki latar belakang Praktisi Kebun.
“Kuliah learning factory di Kebun. Hal ini sebagai proses pembelajaran yang lebih efektif dengan melakukan learnig by doing khususnya materi kompetensi Mandor tanaman. Harapan kami melalui kuliah Learning Factory bisa link and match dengan industri (perkebunan),” jelasnya.
Kuliah Learning Factory diadakan di Kebun Pendidikan dan Pelatihan (KP2) Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Kebun milik Yayasan yang menaungi AKPY-Stiper. Kuliah ini diadakan pada Februari – April 2021. Secara teknis, sejumlah 250 mahasiswa dibagi 5 sesi. Tiap sesi terdiri dari 50 mahasiswa dan dibagi menjadi dua kelas dilakukan selama 2 minggu efektif. Satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok kecil dengan protokol kesehatan yang ketat sesuai dengan arahan dari pemerintah khususnya Satuan Tugas (satgas Covid-19).
Melalui kegiatan kuliah Learning Factory, ada tiga pilar yang ingin ditanamkan yaitu knowledge, skill dan attitude yang menjadi dasar tercapainya pembelajaran yang terkandung pada SKKNI okupasi Mandor Tanaman (KKNI level 3).
“Di masa pandemi Covid-19, model pembelajaran Learning Factory paling tepat dan efektif karena kegiatan praktek (psikomotorik) sulit tergantikan oleh pembelajaran daring (dalam jaringan atau online,” tegas Sri Gunawan yang akrab disapa pak Gun.
Lebih lanjut, pak Gun menegaskan kuliah Learning Factory bertujuan agar mahasiswa menjadi lebih kompeten (link and match) dan siap bekerja di industri perkebunan, baik perkebunan swasta maupun rakyat serta berjiwa enterpreuner.
“Kuliah Learning Factory dilakukan dengan metode ceramah (di kelas), praktek di kebun, studi kasus, diskusi, presentasi mahasiswa, membuat perencanaan membuka perkebunan (menyiapkan alat, bahan, tenaga kerja, norma, pembiayaan dan jadwal kegiatan). Materi yang disampaikan meliputi; Persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) – Tanaman Menghasilkan (TM), panen, angkut dan olah sawit,” pungkasnya mengakhiri pembicaraan.