Tahun 1965, total konsumsi minyak nabati kawasan Amerika Latin dan Karibia adalah 140.000 ton. Tahun 1980, konsumsi miyak nabati meningkat 20 kali lipat menjadi 1.991.000 ton, atau rata-rata meningkat 135,8% per tahun. Peningkatan ini berdampak pada pangsa konsumsi minyak kedele naik 56,4% tahun 1965 menjadi 75,8% pada tahun 1980. Sumber konsumsi kedua adalah sunflower oil dengan pangsa 16,9%. Hal ini menunjukan bahwa pola konsumsi nabati cenderung bergeser ke sunflower oil, dimana pangsa minyak sawit dan rapeseed oil keduanya hanya berkisar 7%.
Dalam satu dekade, dari tahun 1980 ke tahun 1990, konsumsi minyak nabati naik dari sekitar 3 juta ton menjadi 5 juta ton lebih, dengan growth 7,1% per tahun. Sumber utama minyak nabati tetap didominasi oleh minyak kedele (61,1%), sedangkan peran minyak sawit meningkat dari pangsa 6,7% pada tahun 1980 menjadi 16,5% pada tahun 1990, dan sebaliknya adalah minyak bunga matahari (16,9%) dan rapeseed oil (5,5%). Tahun 2000 konsumsi minyak nabati naik menjdi 7,5 juta ton, dengan growth 4,7% per tahun. Dalam dekade 2000-2010, konsumsi minyak nabati di kawasan Amerika Latin dan Karibia bertumbuh pesat, yakni 8,8% per tahun, dan tahun 2010 konsumsi minyak nabati telah mencapai 14,2 juta ton, kemudian tahun 2014 naik rata-rata 3,7% per tahun menjadi 16.317 juta ton.
Tahun 2014, diperoleh gambaran umum bahwa konsumsi utama minyak nabati di kawasan Amerika Latin dan Karibia adalah minyak kedele (71%), dan minyak sawit berada pada urutan kedeua dengan proporsi 18,3%, sedangkan proporsi sunflower oil dan rapeseed oil masing-masing adalah 4,7% dan 5,9%.
Sumber : GAPKI