JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Serangan hama wawung atau dikenal sebagai kumbang tanduk tidaklah sulit untuk dikendalikan. Hama ini biasanya memakan umbut kelapa sawit yang berdampak kepada matinya tanaman.
Agus Susanto, Peneliti Senior Hama Penyakit Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), mengatakan hama wawung merupakan hama yang berbentuk kumbang familia Scarabidae, sub familia Dynastinae. Hama ini sebelumnya dikenal sebagai hama penggerek pucuk kelapa.
Wawung, kata Agus, biasanya menyerang kelapa sawit karena mau makan umbut kelapa sawit. Akibatnya, dengan serangan berulang ulang mengakibatkan tanaman mati atau menunda masa tanaman menghasilkan (TM) pada tanaman Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) jika serangan ringan.
“Serangan juga dapat terjadi pada tanaman TM yang tentunya akan mengakibatkan turunnya produksi atau bahkan kematian tanaman,” ujarnya.
Agus berbagi tips untuk mengatasi hama wawung yaitu pengendalian sesuai ekologi kebun kelapa sawit dan kombinasi teknologi yang ada. Sebagai contoh, tanaman replanting maka pengendalian yang paling baik adalah chipping batang sawit dan biarkan sampai melapuk yang disertai dengan penanaman LCC, penanaman bibit sawit ditunda hingga sekittar 6-8 bulan.
Pada tanaman TBM, disarankan Agus supaya pengendalian menggabungkan oenggunaan FEROMON dan aplikasi insektisida karbosulfan serta pengutipan larva jika masih ada. Untuk tanaman TM, teknologi terbaik adalah menggunakan feromon dan aplikasi jamur metarizhium anisopliae pada organik trap yang kita buat.
Sementara itu, Ahmad Perdana Rozziansha, Peneliti Bidang Hama Penyakit PPKS,menambahkan antisipasi dapat dilakukan pula dengan early warning system secara benar, seperti monitoring keberadaan kumbang dan mengurangi jumlah breeding site.
Ditambahkan Ahmad Perdana, hampir sebagian perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan Barat, kalimantan Timur, sampai ke Papua Selatan.
Tips pengendalian ini diinformasikan PPKS untuk menyikapi tindakan meresahkan sekelompok mahasiswa dan sarjana yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Menolak Sawit Ilegal (KPMSI), melawan. Seperti dilansir dari Mongabay.co.id,Tujuan kelompok ini mengembangbiakkan wawong atau kumbang tanduk untuk mematikan tanaman sawit yang berada di lahan ilegal. Penelitian dijalankan selama setahun lebih, binatang ini dianggap musuh dan hama paling ditakuti sawit.