JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Tungkot Sipayung, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Stategic Policy Institute (PASPI) menyebutkan idealnya dewan komisaris holding perkebunan merupakan orang-orang dengan latar belakang pendidikan serta pengalaman perkebunan dan ekonomi/ keuangan. Dengan pertimbangan ,bisnis inti Holding PTPN mengelola berbagai komoditas perkebunan.
“Bisnis perkebunan itu spesifik dan berbeda dengan bisnis umum,” kata Tungkot kepada sawitindonesia.com melalui layanan pesan WhatsApp, pekan lalu.
Pernyataan ini diungkapkan menyikapi keputusan Pemegang saham Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang mengubah susunan Dewan Komisaris. Salah satunya pemberhentian Joefly J. Bahroeny sebagai Komisaris Utama.
Tungkot menyebutkan dalam proses bisnis ada dua tahap yakni aksi korporasi hulu (Leading variabel) adalah proses penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan baru hasilnya di jual (lagged variabels berupa pendapatan). Karena itu fungsi pengawasan yg terpenting adalah pada pengawasan proses aksi korporasi hulu tersebut.
Walaupun demikian,Tungkot mengharapkan Menteri BUMN yakin dengan keputusannya dalam pemilihan dewan komisaris baru. “Tentu pembuktiannya ( juga harapan Menteri BUMN) akan terlihat apakah Holding PTPN akan makin baik atau tidak ke depan,” jelas Doktor Ekonomi Lulusan Institut Pertanian Bogor ini.
Dalam pergantian dewan komisaris Holding Perkebunan Nusantara, masuk nama baru yaitu Muhammad Syakir yang saat ini menjabat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.
Tungkot menegaskan titik lemah PTPN saat ini adalah produktivitas relatif rendah dan biaya pokok terlalu tinggi. “Kita berharap kedua hal tersebut dapat diperbaiki ke depan,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Dasuki Amsir Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), mengatakan manajemen masih terus fokus pada peningkatan produktivitas dan melakukan efisiensi di semua lini agar tercapai harga produksi yang efisien dan konsisten.
Dengan langkah itu, maka apabila terjadi penurunan harga komoditas, kondisi itu tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan..
Salah satu bentuk efisiensi antara lain adalah pengadaan pupuk oleh Holding yang diyakini bisa menekan harga menjadi lebih murah dan mencegah pemborosan. Sementara untuk meningkatkan produktivitas dalam menjalankan operasional, manajemen memastikan pengelolaan dan prosesnya berjalan baik sesuai SOP mulai dari teknis penanaman, perawatan, pemupukan, panen hingga pengangkutan ke pabrik pengolahan.