JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sebagai upaya mewujudkan Desa Sawit Mandiri Pangan dan Energi, Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY-Stiper) meluncurkan program Pendampingan Penguatan Kelembagaan Desa Sawit Mandiri Pangan dan Energi Berbasis UMKM, pada Selasa (27 Oktober 2020).
Peluncuran Program Pendampingan Penguatan Kelembagaan Desa Sawit Mandiri Pangan dan Energi Berbasis UMKM, AKPY-Stiper melibatkan beberapa pihak antara lain melibatkan beberapa pihak di antaranya, LPPM AKPY-Stiper, Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bungo dan Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi dan bermitra dengan Sawit Center, dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Direktur AKPY-Stiper, Sri Gunawan mengutarakan Program Pendampingan Penguatan Kelembagaan Desa Sawit Mandiri Pangan dan Energi Berbasis UMKM didasari beberapa faktor. Di antaranya jumlah penduduk meningkat, kebutuhan pangan dan energi terus naik. Energi fosil berkurang, energi nabati belum dimanfaatkan secara optimal. lahan subur sudah habis, produktivitas pangan menurun. Dan, di masa pandemi harus mandiri.
Pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan dan Energi yang rencananya dijalankan di dua Kabupaten Bungo dan Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama akan difokuskan kepada Data Base (SDM, SDA, UMKM/koperasi, demplot). Tahap kedua, program aksi UMKM: Desa Sawit Mandiri Pangan dan Energi. Tahap ketiga, pengembangan, penyempurnaan program Aksi, jaringan kelembagaan.
Melalui, program tersebut AKPY-Stiper terkait dengan kelembagaan UMKM berbasis sawit memiliki target atau tujuan antara lain (1) Menyusun data base kelembagaan/UMKM (jumlah UMKM, legalitas UMKM, SDM UMKM, jumlah dan profil anggota UMKM, serta potensi dan invertarisir permasalahan yang berkaitan dengan kelembagaan/UMKM), (2) Menyusun data base sumberdaya manusia (SDM), SDS, dan jaringan pemasaran dan kelembagaan/UMKM yang sehat dan mandiri.
(3) Menyediakan SDM daerah agar berperan agar berperan aktif dan inisiatif profesional dan berjiwa wirausaha (bisnis oriented) dalam melaksanakan pembangunan di daerah. (4) Menerapkan teknologi tepat dan ramah lingkungan khususnya yang berkaitan dengan pangan dan energi baru dan terbarukan, dan (5) Menumbuhkembangkan kelembagaan/UMKM daerah yang profesional sebagai jembatan informasi bagi masyarakat untuk mendukung pertumbuhan aktivitas ekonomi di pedesaan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dan lain-lain.
Program tersebut juga mendapat dukungan dan sambutan positif dari BPDPKS yang disampaikan oleh Edi Wibowo Direktur Penyaluran Dana BPDPKS. Pihaknya mengatakan kegiatan ini dapat menciptakan kemandirian pangan dan energi khususnya di desa-desa yang berbasis sawit. Sebagai pilot project, kegiatan awal akan dimulai di Kabupaten Bungo dan Tanjung Jabung Barat.
“Kegiatan ini, diharapkan dapat memanfaatkan SDA yang lestari, berkeadilan, peningkatan keterampikan dan profesionalisme masyarakat, pengembangan dan terbentuknya ekonomi masyarakat yang terstruktur,” ujarnya.
Dikatakan Edi, benefit dari program tersebut akan diperoleh melalui peningkatan profesionalisme, keterampilan, jaringan akan diperoleh sehingga akan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah SDA dan kualitas dan kuantitas manusia.
“Manfaat lain yang tidak dapat diukur dengan uang yaitu peningkatan kualitas lingkungan dan terpeliharanya budaya lokal. Maka akan memperoleh produk bernilai jual tinggi dan ekspor,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Edi menambahkan Program Desa Mandiri Pangan dan Energi berbasis UMKM ke depan juga dapat disinergikan dengan program sejenis yang dilakukan pihak lain agar kinerja UMKM Sawit dapat mencapai target dengan lebih cepat.
“Ke depan kegiatan ini juga dapat dikolaborasikan dengan program yang ada di BPDPKS. Seperti pengembangan SDM, penelitian dan pengembangan sawit serta kemitraan dengan UMKM dapat disinergikan lagi sehingga dapat menghasilkan program petani sawit yang lebih baik,” ucapnya.
Sementara itu, Novizar Nazir, Chairman Sawit Center juga mengatakan program Desa Sawit Mandiri bisa Tingkatkan ekonomi Desa. “Ini adalah peluang supaya kita bisa mengembangkan Desa Sawit Mandiri. Jadi, AKPY diharapkan bisa untuk memenuhi harapan BPDPKS yaitu kelapa sawit bisa meningkatkan ekonomi desa dan meningkatkan kesejahterakan masyarakat,” katanya.
Hasil riset dari IPB juga menunjukkan bahwa kelembagaan sawit adalah dimensi yang sangat lemah, sementara dari dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan teknologi sangat bagus.“Kami sangat mengapresiasi program UMKM Sawit AKPY yang memfokuskan pada kelembagaan UMKM Sawit di desa-desa,” pungkas Novizar.