Di Socfindo saya mengalami hal yang sama. Socfindo memiliki perusahaan Atmindo yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa kontruksi dan perbengkelan. Perusahaan ini selalu diberikan keistimewaan oleh Socfin betapa pun harganya mahal. Bahkan Socfin menerapkan peraturan kepada Atmindo seandainya penawaran mereka melebihi maksimal 10 persen, Socfin tetap akan memilihnya. Akibatnya, Socfin tetap akan memilihnya. Akibatnya, kinerja Atmindo merosot karena terlalu sering disuapi oleh perusahaan induknya. Kasus seperti initernyata juga dihadapi oleh banyak perusahaan lain di Amerika.
Saya selalu terlibat aktif dalam setiap diskusi dan keaktifan itulah yang membuat saya dipilih oleh kawan-kawan untuk menjadi ketua kelompok. Salah seorang kawan bilang bahwa saya agresif. Tentu hal ini bisa menyinggung perasaan kalau diartikan negatif. Dia lantas menambahkan bahwa dengan keagresifan itulah justru bisa meraih kesuksesan. Tentu itu kata dia, bukan kata saya. Saya sendiri selalu berusaha unggul dari mereka, karena toh buat apa datang jauh-jauh dari Amerika kalau tak bisa menghasilkan apa-apa.
Seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya, kawan-kawan sekelas sulit sekali memangil nama saya dengan benar. Sering kali mereka pangil saya Jerome, terdengar seperti nama Prancis. Tapi apa boleh buat, nama itu pun tak jelek-jelek amat. Lagi pula nama itulah yang pas di lidah mereka, seperti nama Jerome Boulevard di New York. Maka saya lebih sering di panggil Jerome dari pada Derom. “You are fit to be Jerome”, kata mereka.
Sumber : Derom Bangun