Cerita mengenai seranga ini juga pertama kali saya dengar dari Mahbob Abdullah, manajer di perkebunan Kluang milik Uni Pamol. Atasan saya, A. Lambiotte, yang berkedudukan di Brussels datang ke Medan dan mengajak saya pergi ke Malaysia meninjau alat pengolahan minyak sawit dipabrik yang baru. Rupanya dia sudah menghubungi Jack Henry Maycock, manajer teknik di perusahaan kelompok Uniliver itu. Ketika itulah saya berkenalan dengan Mahbob Abdullah yang rupanya sedang tekun mengikuti penelitian mengenai serangga. Tanpa saya minta, dia dengan senang bercerita mengenai hewan kecil yang sebelumnya tidak menjadi perhatian saya itu.
Mahbob menyebutkan bahwa penelitian mengenai serangga itu dipimpin oleh Rahman Anwar Seyd, yang pergi bolak-balik antara Kemerun di Afrika dan Malaysia.
Dalam penelitian di Malaysia ditemukan bahwa penyerbukan antar bunga jantan dan bunga betina dilakukan oleh sejenis serangga. Serangga inilah yang membawa serbuk bunga jantan terbang dari pohon yang satu dan pohon yang lain. Jarak pohon rata-rata lebih dari sembilan meter. Serangga ini tidak begitu kuat, kadang-kadang daya terbangnya tidak mencapai sembilan meter, apa lagi kalau hujan tiba. Mungkin bulunya atau sayapnya lembab terkena air hujan. Itulah sebabnya ditemukan tandan buah tidak semuannya diserbuki. Serangga tadi, karena kelemahannya, tidak mampu menerobos kebagian-bagian dalam bunga-bunga betina. Keadaan lebih berat lagi dihadapi di Malaysia bagian timur, di Sabah. Curah hujan di Sabah lebih tinggi dari pada curah hujan di bagaian semenanjung. Karena itu, kekurangan penyerbukan di negara bagian Sabah ini lebih dirasakan.
Sumber : Derom Bangun