Pukul tujuh pagi P.I. Hutabarat tiba di pabrik dan saya ajak langsung kekamar mesin. Saya suruh masinis menghidupkan Belliss & Morcom, sementara kami berdiri memperhatikan. Mesin disel itu beroperasi dengan baik. Tekanan oli cukup, suhu air juga cukup baik, dan suaranya mantap. Mesin ini tergolong putaran lambat, hanya 375 rpm (ini singkatan dari refolution per minute yang artinya putaran setiap menit). Mesin diesel yang baru umumnya 1.500 rpm dengan ukuran kecil, tetapi tenga besar.
Tuan Besar ikut memperhatikan walaupun mungkin tidak paham apa yang saya jelaskan. Yang penting, saya merasa yakin bahwa ada yang menyaksikan untuk memperkuat laporan saya jika terjadi kerusakan susulan. Selanjutnya saya ajak P.I. Hutabarat berkeliling pabrik sebentar untuk melihat bahwa seluruh pabrik beroperasi normal dan dia boleh segera mengirim tandan buah segar secara normal. Dia merasa senang, lalu kembali kekantornya sekaligus melaporkannya kepada tuan Inspektur.
Saya menyampaikan laporan ke Kantor Besar melalui telepon kepada Kepala bagian Teknik dan Teknologi, N.B. Isworo. Terdengar suara yang merasa lega diujung telepon walaupun sayup-sayup karena sambungan telepon yang kurang baik. Selesailah masalah besar itu dan saya boleh mengambil kesempatan istirahat.
Sumber : Derom Bangun