JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asian Agri menyerahkan hasil penjualan (insentif) minyak sawit berkelanjutan kepada 29.000 petani sawit di Provinsi Riau dan Jambi. Insentif senilai Rp 2,6 miliar ini dibagikan kepada enam asosiasi KUD yang menaungi 71 KUD petani plasma binaan Asian Agri
“Dana tadi merupakan insentif dari penjualan minyak sawit berkelanjutan yang diserap oleh pasar internasional selama tahun penjualan 2015. Hal ini juga membuktikan konsistensi kami mereka dalam penerapan praktik pengelolaan kebun sawit berkelanjutan, apalagi pasar Eropa sangat terbuka bagi produk-produk kelapa sawit dari perkebunan yang memenuhi prinsip keberlanjutan,” kata Direktur Asian Agri Freddy Widjaya di Hotel Aryaduta Jakarta, Rabu (21/12).
Ia mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk penghargaan dan apresiasi kepada petani kelapa sawit yang sebagai pahlawan devisa dan terutama petani binaan Asian Agri yang telah menerapkan praktik perkebunan berkelanjutan. “Lewat kemitraan ini memungkinkan Asian Agri secara konsisten mendampingi petani untuk memperoleh hasil yang optimal dan berkelanjutan sehingga memperoleh kepastian akses dan pasar ekspor,” jelasnya.
Harapannya, kata dia, penyerahan hasil penjualan ini bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan petani secara kolektif seperti untuk perbaikan infrastruktur desa, pelatihan perkebunan ramah lingkungan, peningkatan kapasitas petani maupun hal lain yang bisa mendorong kesejahteraan petani.
Pada kesempatan yang sama, petani sawit asal Riau Antonius Tulus mengungkapkan, praktik berkelanjutan menguntungkan karena memudahkan para petani menjualkan TBS-nya kepada perusahaan. Dengan praktik ini selain mendapatkan intensif, mereka juga mendapatkan harga penjualan TBS lebih besar 4% dibandingkan harga umumnya dengan menyetorkan sawit kepada pabrik Asian Agri.
“Praktik RSPO yang telah diberlakukan pada 2012 itu menguntungkan bagi petani karena bisa mendapatkan pembinaan bagaimana menjalani perkebunan berkelanjutan, yang berdampak pada produksi meningkat dan diiringi peningkatan kesejahteraan,” jelas petani yang kebunnya berada di Ukui, Kabupaten Pelalawan Riau ini.
Dana insentif sudah diberikan sebulan lalu yang dipergunakan untuk membeli sarana penunjang perkebunan dan pengoperasian koperasi. “Buat dana kelengkapan kerja untuk petani untuk beli sepatu savety, helm, laptop dan sound sistem buat kerja KUD yang seringa mengadakan perkumpulan,” pungkasnya.
Sejak 2011, Asian Agri secara konsisten mendapingi petani plasma untuk memperoleh sertifikat internasional baik RSPO maupun ISCC. Pasar internasional, terutama negara-negara Eropa merupakan pasar potensial bagi ekspor minyak sawit bersertifikat ini.(Ferrika)