JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Bagi pelaku sawit menjaga konsistensi rendemen sawit atau extraction rate (OER) bukanlah perkara mudah. Karena banyak faktor yang mempengaruhinya mulai dari kualitas buah sawit dan faktor lain perebusan buah di pabrik.
Dalam presentasi berjudul Oil Content in Raw Material, Eko Dermawan, SVP Of Oil Palm Plantation Div Holding PTPN III menjelaskan bahwa rendemen minyak sawit merupakan perolehan persentase minyaksawit yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS) sawit di PKS menjadi minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).
Dalam kegiatan operasional di kebun, ada lima faktor yang memengaruhi penurunan rendemen sawit antara lain:
- Buah Sangat Mentah (Fraksi00) adalah jenis kematangan buah yang tidak baik karena belum ada satu butir berondolan yang lepas dari socket. Karena itulah, jenis buah ini tidak boleh dipanen.
- Brondolan: Brondolan yang tidak dikutip dan tidak dihantar ke pabrik tentu sangat berpengaruh besar terhadap penurunan rendemen karena persentase minyak pada berondolan lapisan luar sekitar 45-50%.
- Fruitset TBS bagus atau tidaknya ditentukan oleh lapisan berondolan yang sudah terbentuk di sekeliling tandan buah.
- Sampah adalah benda-benda asing yang tidak mengandung minyak tetapi tercampur dan dibawa ke labrik, seperti potongan kayu, daun, rumput, batu, dll.
- Oil Losses di Pabrik: Pabrik memang tidak dapat membuat rendemen dan tidak dapat menaikkan rendemen tetapi mampu menurunkan rendemen ketika losses tinggi.
Dijelaskan Eko bahwa selain tentang rendemen, target produksi buah ton/ha bukanlah satu-satunya fokus utama. Melainkan justru target ton CPO/ha juga harus menjadi perhatian besar.
Sebab, target ton/ha berfokus kepada jumlah tonase buah dari setiap hektar tanaman. Sedangkan target ton CPO/ha berfokus mencakup jumlah kuantitas dan kualitas buah yang harus dipanen dari setiap hektar tanaman.