• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Tuesday, 21 March 2023
Trending
  • Presiden Tinjau Food Estate di Papua
  • Perkebunan Kelapa Sawit Membangun Jalan Provinsi
  • Dukung Pemerintah, Minamas Plantation Hibahkan 20 Ribu Benih Sawit Icalix Ke Petani Honduras
  • GAPKI Kalbar Berkomitmen Pemeliharaan Jalan Provinsi
  • Wujudkan Riau Bebas Asap Tahun 2023
  • UMKM Menjadi Raja di Marketplace Lokal
  • Itjen Kementan Berkolaborasi Dengan Pemda Banyuasin Jaga Pangan
  • Indonesia Membantu Bibit Kelapa Sawit Ke Ratusan Petani Kecil Honduras
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Waspada Hambatan Ekspor Cpo
Hot Issue

Waspada Hambatan Ekspor Cpo

By RedaksiSeptember 12, 20143 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Aturan perdagangan tarif maupun non tarif di negara pembeli seperti Cina dan  India, tidak boleh dianggap remeh. Apalagi, Malaysia telah menetapkan pajak ekspor 0% untuk CPO. Tetapi, kalangan eksportir tetap optimistis CPO Indonesia dapat bersaing.  

Kebijakan pemerintah India yang menetapkan pajak impor CPO maupun minyak kedelai sebesar 2,5% dan refined oil sebesar 7,5%, cukup mengagetkan kalangan eksportir minyak nabati. Kebijakan ini diambil sebagai reaksi atas kebijakan Malaysia menerapkan pajak ekspor 0% untuk CPO. Tujuan lain,  melindungi petani India yang menghasilkan kanola dan kacang tanah sebagai komoditi utama India.  Kecemasan petani India ini sangat beralasan karena harga CPO negeri jiran bisa jadi lebih murah dari hasil pertanian mereka. 

Di Cina, menjelang akhir tahun kemarin pemerintah  setempat mengeluarkan regulasi yang meminta standar kualitas produk olahan CPO khususnya olein. Standar ini meminta penurunan kadar stearic acid dan peroxide di produk olahan CPO dengan pertimbangan kesehatan. 

Baca juga :   APKASINDO : Tuduhan Pepsico dan Campina, Lukai Petani Sawit

Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia  (GAPKI), menjelaskan kebijakan India yang menetapkan pajak impor CPO dapat merugikan produk CPO Indonesia karena bea keluarnya sudah mencapai 9%. Sedangkan, Malaysia sudah memberlakukan pajak impor CPO 0%. “Khawatirnya  daya saing produk CPO Indonesia akan kalah dengan Malaysia,” ujar Fadhil. 

Menurut Fadhil, pajak impor CPO oleh  India tadi ditujukan melindungi industrinya di dalam negeri akibat sulit bersaing dengan  CPO. Jadi, kalau tidak ada pajak impor produk pertanian mereka semakin terdesak di pasar dalam negerinya.

Cina dan India merupakan konsumen utama sekaligus pasar tradisional CPO Indonesia. Jumlah ekspor CPO Indonesia ke India rata-rata mencapai 5 juta- 6 juta ton per tahun, sedangkan ekspor CPO ke Cina sebanyak 3 juta ton per tahun. Kebutuhan impor CPO India setiap tahunnya diperkirakan 7 juta-8 juta ton dari total kebutuhan minyak nabatinya mencapai 16 juta-17 juta ton per tahun.  Sedangkan, permintaan CPO dari Cina diperkirakan berjumlah 6 juta ton per tahun.

Baca juga :   CPOPC Bersama Perusahaan Indonesia Dan Malaysia Bantu Petani Sawit Honduras

Derom Bangun, Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) optimistis ekspor CPO tahun  ini tidak akan terganggu kebijakan tarif impor yang diberlakukan  India karena konsumen di negara yang berpenduduk lebih dari satu miliar jiwa ini menginginkan minyak  makan berharga murah. Sebenarnya , India menghadapi dilema antara melindungi petani dan masyarakatnya sebagai konsumen minyak makan.

“Jadi di India, itu ada tarik menarik kepentingan antara petani dan pembeli minyak makan,” kata Derom. 

Faktor lainnya berasal dari pemulihan  ekonomi di Uni Eropa dan  Amerika yang akan berpengaruh kepada India. Menurut Derom Bangun, kedua negara tadi merupakan importir utama produk-produk India sehingga cukup mempengaruhi daya beli masyarakat. Sekarang ini, kondisi ekonomi yang mulai membaik akan berpengaruh positif kepada permintaan minyak makan India. 

Tahun ini, GAPKI memproyeksikan ekspor CPO sebesar 21 juta ton yang naik dari 2012 berjumlah 18,1 juta ton. Kenaikan ini dipengaruhi  perjanjian Preferential Trade Agreement (PTA) antara Pakistan dengan Indonesia. Sehingga, produk CPO Indonesia dapat bersaing dengan Malaysia. 

Baca juga :   Apresiasi IOPC 2022, Erick Thohir: Sawit Solusi Bagi Krisis Pangan dan Energi

 J.Joelianto, Direktur PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk, memaparkan  saat ini impor India masih sebagian besar dalam bentuk CPO karena industri disana menginginkan industri mereka tetap berjalan. Namun, tahun lalu Olein yang masuk cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya akibat  kebijakan BK CPO Indonesia yang kompetitif dibandingkan olein Malaysia. 

Dia menambahkan  permintaan CPO dari China relatif stagnan karena masih harus memperhitungkan kemungkinan impor kedelainya. Sebab, industri di Cina akan menghasilkan minyak kedelai dari hasil industri pengolahan sendiri.  “Peraturan yang diterapkan Cina tidak akan berpengaruh terhadai penjualan CPO perusahaan kami, karena manajemen mengutamakan kualitas produk.  Ke depan, penjualan ke Cina akan terus kami tingkatkan di masa mendatang,” kata Joelianto kepada SAWIT INDONESIA. (Qayuum Amri)

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

CPOPC Bersama Perusahaan Indonesia Dan Malaysia Bantu Petani Sawit Honduras

15 hours ago Berita Terbaru

APKASINDO : Tuduhan Pepsico dan Campina, Lukai Petani Sawit

3 days ago Berita Terbaru

Apresiasi IOPC 2022, Erick Thohir: Sawit Solusi Bagi Krisis Pangan dan Energi

7 days ago Berita Terbaru

Indonesian Planters Society Edukasi Petani Sawit

1 week ago Berita Terbaru

Bulog Dapat Ambil Alih Distribusi MINYAKITA

2 weeks ago Hot Issue

Dwi Sutoro dan Eddy Martono Kandidat Ketum GAPKI, Ini Profil Keduanya

2 weeks ago Berita Terbaru

Pemerintah Perketat Ekspor Sawit

2 weeks ago Hot Issue

Pesan Bang Joefly Jelang Munas GAPKI XI

2 weeks ago Berita Terbaru

GAPKI Butuh Karakter Ketua Umum Visioner, Petarung dan Merah Putih

2 weeks ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 4 weeks ago2 Mins Read
Event

Diskusi Hybrid Strategi Indonesia Menjadi Barometer Harga Sawit Dunia

Event 3 weeks ago2 Mins Read
Latest Post

Presiden Tinjau Food Estate di Papua

5 hours ago

Perkebunan Kelapa Sawit Membangun Jalan Provinsi

6 hours ago

Dukung Pemerintah, Minamas Plantation Hibahkan 20 Ribu Benih Sawit Icalix Ke Petani Honduras

7 hours ago

GAPKI Kalbar Berkomitmen Pemeliharaan Jalan Provinsi

7 hours ago

Wujudkan Riau Bebas Asap Tahun 2023

8 hours ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version