JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Beredar cuplikan video di sosial media yang menayangkan protes Bupati Bupati Bengkulu Utara Ir.H.Mian kepada Menko Maritim dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan berkaitan rendahnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang diterima petani. Pernyataan ini diungkapkan Bupati Mian dalam rapat melalui zoom meeting bersama, Jumat (24 Juni 2022).
“Saya tidak setuju keras ketika pengusaha tadi menyatakan yang akan diurusi hanyalah petani bermitra atau plasma. Karena faktanya, 90 persen petani di Bengkulu Utara adalah petani swadaya,” ujar Mian dalam pertemuan virtual tersebut di ruang rapat Setdakab Bengkulu Utara.
Kepada Menko Luhut, Bupati Mian mengatakan pertemuan ini merupakan kesempatan berharga bagi dirinya untuk menyampaikan masalah harga TBS sawit petani.
“Ini kesempatan berharga bagi saya pak (Luhut). Nunggu dari jam 2. Begitu dapat link zoom langsung bicara kepada bapak,” jelasnya.
Bupati Mian sepakat dengan pernyataan Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung mengenai persoalan dan penyebab anjloknya harga TBS sawit petani. Saat ini, harga telah mencapai Rp 800 per kilogram. Tetapi berbeda dengan petani mitra yang dapat harga Rp 1.600 per kilogram. Maka hal itu tidak setuju karena di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu petani swadaya.
“Terjadi disparitas harga yang sangat tinggi. Ada ribuan sampai jutaan petani mengeluh kepada asosiasi (APKASINDO). Termasuk juga (mereka) mengeluh kepada Bupati, ” jelasnya.
“Saya berharap untuk kebijakan harga Rp 1.600 per kilogram segera ditetapkan, sehingga permasalahan terkait dengan anjloknya harga TBS bisa menemukan titik terang”kata Bupati petahana ini.
Menko Luhut Panjaitan mengapresiasi usulan dari Bupati Bengkulu, Mian yang selanjutnya menguraikan langkah pemerintah untuk mempercepat ekspor dan mendongkrak harga TBS petani.
“Terima kasih Pak Bupati, sepertinya Bapak salah jurusan. Mestinya Bapak masuk tentara karena semangatnya 45,” kata Luhut memberikan apresiasi.
Luhut menjelaskan semua akan ditertibkan sesuai instruksi Presiden Jokowi. Dirinya sudah meminta kepada produsen agar membeli TBS Rp 1.600 per kilogram.
“Jadi, kita akan end to end. Presiden sudah saya berikan laporan kemarin dan telah instruksikan supaya semua ditertibkan. Saya akan tertibkan ini yang macam-macam akan kita libas,” tegas Luhut.
Berdasarkan arahan Menko Marives pemerintah telah melakukan berbagai langkah kebijakan yang cepat untuk meningkatkan eskpor supaya tangki yang penuh bisa segera dikosongkan sehingga permintaan dan harga TBS di tingkat petani bisa meningkat, namun faktor ketidakpastian global kompleksitas yang terjadi pasca larangan ekspor menyebabkan butuh waktu 2-3 minggu untuk mengembalikan keadaan pada kondisi normal.