JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) berharap semakin banyak pelaku usaha atau petani sawit untuk menggunakan kereta logistik untuk memuat CPO. Sebab, penggunaan kereta logistik memiliki banyak kelebihan dibanding angkutan darat yang lain.
Vice President (VP) Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan potensi angkutan CPO menggunakan kereta api cukup besar dan berkembang. KAI telah bersinergi dengan PTPN Holding untuk mengembangkannya, rata-rata kerja sama kami lakukan untuk wilayah yang dekat dengan stasiun.
“KAI akan terus mengoptimalkan angkutan CPO dengan melakukan riset potensi angkutan serta berkolaborasi dan menggandeng mitra baru. Harapannya agar angkutan barang khususnya CPO menggunakan KA terus berkembang dan maksimal dalam pendistribusian nasional,” ujar Joni saat dihubungi, Selasa (10/10/2023).
Dia mengungkapkan perbedaan logistik CPO angkutan darat dengan kereta memiliki beberapa manfaat. Pertama, kereta, misalnya dapat mengangkut jumlah CPO yang jauh lebih besar, dengan kapasitas gerbong tangki berkisar dari puluhan ribu hingga ratusan ribu liter.
“Kereta sangat efisien untuk transportasi jarak jauh melalui jaringan rel yang luas. KA dapat mengangkut volume besar CPO sekaligus, mengurangi kebutuhan untuk perjalanan berulang,” tutur Joni.
Berbeda dengan truk misalnya, yang kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan kereta, biasanya berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu liter.
“Truk lebih cocok untuk transportasi jarak pendek dalam area lokal atau regional. Mereka serbaguna tetapi kurang efisien untuk pengangkutan jarak jauh karena sering harus mengisi bahan bakar dan kapasitas yang terbatas,” jelas Joni.
Menurutnya, transportasi truk mungkin lebih ekonomis untuk jarak pendek, tetapi menjadi kurang ekonomis untuk pengangkutan jarak jauh karena biaya bahan bakar dan tenaga kerja. Sementara, kereta umumnya lebih ekonomis untuk transportasi jarak jauh karena efisiensi dan kapasitasnya. Namun, biaya infrastruktur awal dan biaya pengisian/unloading mungkin lebih tinggi.
Lebih lanjut, Joni menyebut dampak lingkungan pun dalam penggunaan kereta dinilai jauh ramah dibanding truk. Transportasi truk cenderung memiliki dampak lingkungan yang lebih tinggi per unit muatan karena konsumsi bahan bakar dan emisi, terutama untuk perjalanan jarak jauh.
“Kereta lebih ramah lingkungan karena memiliki konsumsi bahan bakar dan emisi yang lebih rendah per unit muatan yang diangkut. KA adalah pilihan yang lebih hijau untuk transportasi jarak jauh dan tentu nya bebas macet,” tuturnya.
Meski begitu, truk menyediakan transportasi titik ke titik yang lebih cepat, sehingga cocok untuk pengiriman yang membutuhkan waktu singkat dalam jarak pendek. Sebab, kereta umumnya lebih lambat daripada truk untuk jarak pendek, tetapi dapat mencapai kecepatan tinggi di rute yang lebih panjang, terutama saat bepergian di jalur rel khusus.
Untuk keamanan pun, kereta relatif lebih aman karena angkutan terpantau dan tidak bisa berhenti di tengah jalan untuk mengurangi muatan. Apabila menggunakan truk, memiliki kemungkinan besar terjadi kerusakan produk dijalan, kebocoran maupun pencurian.
“Truk memiliki kemungkinan terkena pungutan liar ketika di perjalanan. [Namun] kereta menggunakan moda kereta api tidak ada kemungkinan terkena pungutan liar,” pungkasnya.
Penulis: Indra Gunawan