Di perkebunan kelapa sawit, tungau termasuk hama yang sangat merugikan pelaku usaha. Serangan tungau dapat dijumpai di bagian bawah daun.
Dalam paper berjudul Penanggulangan Hama Dan Gulma Kelapa Sawit Pada Fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Dan Fase Tanaman Menghasilkan (TM) yang disusun Reny Yesica Hutagalung disebutkan bahwa tungau yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Tungau ini berukuran 0,5 mm, hidup di sepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun sehingga warna daun berubah menjadi mengkilat berwarna kecoklatan.
Hama ini berkembang pesat dan membahayakan dalam keadaan cuaca kering pada musim kemarau. Gangguan tungau pada persemaian dapat mengakibatkan rusaknya bibit. Yang perlu diperhatikan pengendalian terhadap tungau merah ini dapat dilakukan dengan penyemprotan dengan akarisida yang berbahan aktif tetradion 75,2 gr/lt (Tedion 75 EC) disemprotkan dengan konsentrasi 0,1-0,2%.
Untuk mengatasi serangan tungau dalam sebuah kesempatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Badan Litbang Pertanian menerima kunjungan delegasi Chinese Academy of Tropical Agricultural Science (CATAS) pada 2019. Tim CATAS diterima oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
(Puslitbangbun), Ir. Syafaruddin, Ph.D beserta Ir. Jelfina C. Alouw, Ph.D (Kabid KSPHP Puslitbangbun) dan Tim Peneliti serta Perwakilan Biro KLN, dan Sekretariat Balitbangtan.
Diskusi antar kedua institusi dipimpin langsung oleh Kapuslitbangbun, yang diawali dengan paparan profil Puslitbangbun oleh Kabid KSPHP, dilanjutkan dengan overview organisasi dan kegiatan riset CATAS serta kerjasama internasional yg sudah dilakukan termasuk dengan Universitas Sebelas Maret dan Universitas Manado (UNIMA).
Di kesempatan tersebut, CATAS tertarik untuk jalin kerja sama dalam pengembangan riset perkebunan termasuk aspek pemuliaan, budidaya, pengendalian hama dan penyakit, pengembangan produk, bioteknologi kelapa, sawit, kurma dan pinang, pengembangan alat panen yang efisien untuk beberapa komoditas perkebunan yang pohonnya tinggi.
Ketua Delegasi CATAS Prof. Cao Hongxing Yang juga didampingi oleh wakil dari Research Group Coconut Research Institute, Prof. Liu Halqing, Deputy Division Chief of Department of International Cooperation CATAS, dan beberapa peneliti dari Coconut Research Institute CATAS mengungkap ketertarikan kerja sama riset dibidang perkebunan terutama terkait dengan pertukaran informasi untuk penelitian komoditas pertanian tropis jangka panjang komoditas kelapa, kelapa sawit, karet dan tanaman tropis lain.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 109)