Unit TCN380 Palm Crane yang dikembangkan Trubo Engineering merupakan hasil dari permintaan pasar dan pengembangan desain produk berdasarkan pengalaman dalam menjual Crane khususnya di sektor perkebunan sawit.
Untuk menjawab kebutuhan mekanisasi di perkebunan kelapa sawit, Trubo Engineering selaku perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, khususnya hydraulic cylinder dan special purpose attachment/equipment, dan distributor produk unggulan seperti Amco Veba articulating crane, Jurop vacuum pump, Oil & Steel aerial platform, XCMG telescopic crane, Jin Heung compressor, dan sebagai dealer produk Tadano. Berinovasi mengembangan Crane yang diberi nama TCN380 Palm Crane yang dipasarkan di industri kelapa sawit tahun ini.
Direktur, PT Trubo Engineering, Jimmy Tenacious mengungkapkan unit TCN380 Palm Crane yang dikembangkan Trubo Engineering merupakan hasil dari permintaan pasar dan pengembangan desain produk berdasarkan pengalaman dalam menjual Crane khususnya di sektor perkebunan sawit. “Crane ini (TCN380 Palm Crane) memiliki jangkaun 3,8 meter dan memiliki daya angkut 280 kg gross. Crane ini juga memiliki sistem pelumasan “Oil-Bath” di bagian slewing-nya,” ungkapnya dalam jawaban tertulis yang diterima tim redaksi Majalah Sawit Indonesia, awal Oktober ini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pada saat mendesain unit ini (TCN380 Palm Crane), kami harus mendesain semaksimal mungkin untuk mengurangi berat total dari crane ini. Maka dari itu crane ini memiliki berat yang relatif lebih ringan di kelasnya, tanpa berkompromi dengan kekuatannya mengingat jangkauan kerja yang panjang.
“Salah satu titik konsentrasi dalam mendesain unit ini adalah di bagian slewing rack & pinion-nya yang merupakan bagian utama crane ini untuk melakukan gerakan berputar. Slewing rack & pinion adalah komponen yang bersifat wear & tear. Setelah dipakai kedua komponen ini harus sering diganti. Maka dari itu TCN380 Palm Crane, kedua komponen ini kami tingkatkan jenis besi dan kami tingkatkan kekuatannya dengan proses hardening,” lanjut Jimmy.
Dari informasi yang dihimpun tim Majalah Sawit Indonesia, Trubo Engineering sudah memasarkan Crane sejak tahun 2017 lalu, namum selama ini kami selalu memasarkan produk import (Crane). “Seiring perkembangan usahanya dan adanya dorongan permintaan dari konsumen (perusahaan perkebunan kelapa sawit), kami dapat memproduksi crane sendiri berdasarkan pengalaman kami memasarkan crane import. Pemasaran TCN380 Palm Crane baru dimulai di tahun 2022,” ungkap Jimmy.
Unit TCN380 Palm Crane yang dikembangkan Trubo Engineering memiliki keunggulan dibanding produk lain, pasalnya semua komponen bisa didapatkan di dalam negeri, artinya sparepart sangat mudah dan cepat untuk didapatkan, dibandingkan produk impor. Selain itu, komponen dan pembuatan ada di dalam negeri, sehingga harga pun lebih bersaing dibandingkan produk import.
“Dikarenakan unit ini adalah produksi kami, maka konsumen pun dapat berhubungan langsung dengan kami untuk menyampaikan masukkan atau penyesuaian produk agar bisa digunakan secara maksimal dimasing-masing kebun konsumen,” sambung Jimmy.
Umumnya, pelaku usaha yang biasa menggunakan Crane, dalam proses memilih akan mempertimbangkan berbagai faktor. Untuk itu, peruntukkan (aplikasi Crane) menjadi hal yang wajib diketahui oleh produsen. Agar Crane yang digunakan tepat dan aplikatif. “Biasanya dalam menjual Crane untuk sektor perkebunan kelapa sawit, kami selalu menanyakan beberapa hal seperti berikut; apa yang mau diangkut, jarak/jangkauan angkut, infield atau roadside collection, dan tractor yang akan digunakan. Setelah mendapatkan informasi tersebut kami akan mengarahkan pelanggan ke crane yang lebih cocok untuk keperluan mereka,” jelas Jimmy.
Seperti diketahui, Crane pada industri kelapa sawit biasanya digunakan untuk mendukung berbagai pekerjaan. Misalnya mengangkat tandan buah segar ataupun tandan kosong untuk dimasukan ke dalam scissor lift atau dump truck. Ini merupakan proses yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia yang makin lama makin mahal dan tidak efisien. Maka untuk menjawab kebutuhan di industri kelapa sawit agar lebih efektif dan efisien, penggunakan alat pendukung (mekanisasi) menjadi keniscayaan.
“Berdasarkan pengalaman kami, Crane yang dibutuhkan di industri kelapa sawit terutama di Indonesia adalah Crane yang mudah di perbaiki, mudah mendapatkan sparepart di dalam negeri, harga yang kompetitif, dan produk yang handal. Untuk mencapai hal tersebut yang perlu dilakukan adalah mendengar masukan dari pelanggan, memiliki kemampuan dan pengalaman dalam memproduksi dengan baik, lalu membuat produk sesuai permintaan pelanggan di dalam negeri,” ungkap Jummy.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 132)