Penulis: Heri DB (Bagian Kedua-Selesai)
Menjadi sangat jelas perbedaan analisis mencari sebab Gejala dengan sebab Sumber penyakit akan menghasilkan fokus tindakan yang berbeda. Contoh tindakan pemberian agensia hayati yang berbeda akibat kedua pendekatan analisis tersebut adalah sbb :
- Analisisis mencari sebab timbulnya GEJALA penyakit
- Dengan pendekatan ini sebab utama munculnya gejala penyakit BPB adalah Ganoderma, maka agensia hayati Trichoderma hanya diberikan kepada sumber inokulum diwilayah tanaman yang terinfeksi (parsial), sementara di wilayah tanaman yang masih sehat tidak diberi perlakuan pemberian agensia hayati tersebut.
Dengan demikian sering dijumpai yang diberi perlakuan Trichoderma belum berhasil sempurna, tetapi tahun berikutnya tanaman yang masih sehatpun mulai terjadi serangan Ganoderma dan seterusnya, ini yang kemudian sering membuat panik dan putus asa karena merasa Ganoderma sulit diatasi, dan ini terbukti dari grafik diatas.
Tanaman yang sudah diberi perlakuan Trichoderma pun apabila infeksi sudah dibatang, maka penyakit tidak akan bisa disembuhkan, kecuali infeksi masih di perakaran maka dengan pemberian musuh alami (Trichoderma), serangan akan tertahan dan tidak berlanjut ke batang sehingga tanaman masih bisa recovery. Hal ini disebabkan Trichoderma hanya dapat “bertarung” didalam perakaran tanah dan tidak masuk kedalam batang. Hal ini dapat dijelaskan karena makanan Ganoderma adalah lignin baik diakar maupun dibatang, sementara makanan Trichoderma adalah bahan organik yang ada didalam tanah dan bukan akar atau batang tanaman sawit.
Analisis mencari sebab SUMBER penyakit
Pendekatan ini menghasilkan pemikiran sebab utama penyakit adalah tanah yang defisit musuh alami (Trichoderma). Oleh karena itu pemberian agensia hayati Trichoderma akan diberikan justru dengan prioritas seluruh tanaman yang sehat, sedangkan untuk tanaman diwilayah terinfeksi bisa dinaikkan dosisnya agar serangan yang masih di perakaran bisa segera pulih, sementara infeksi yang sudah masuk kebatang kematian nya dapat ditunda lebih lama. Sedangkan pada kegiatan replanting, Trichoderma WAJIB diberikan mulai dari pembibitan, lubang tanaman dan perawatan tanaman.
Bahkan tindakan dari analisis ini tidak berhenti hanya sampai perlunya pemberian musuh alami di tanaman yang sehat tetapi evaluasi total terhadap kesehatan dan kesuburan tanah akan dilakukan khususnya untuk perbaikan bahan organik tanah dan efisiensi serapan hara tanaman. Dalam periode jangka panjang apabila tindakan ini dilakukan maka keseimbangan ekosistem terjaga termasuk ketersediaan musuh alami dan peningkatan efisiensi serapan hara akan menurunkan penggunaan pupuk kimia tanaman.
Konsekuensi lain dari pemikiran ini akan memaksa perlunya satu bagian atau divisi dalam organisasi kebun yang tugasnya menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah yang merupakan aset terpenting perkebunan kelapa sawit. Bagian ini harus diisi SDM yang mempunyai disiplin ilmu tanah yang tugasnya adalah memonitor kondisi kesehatan dan kesuburan tanah kebun dan melakukan upaya-upaya perbaikan dengan bekerjasama dengan pihak pakar baik dari akademisi maupun litbang setempat.
NOGAN – INTEGRATED GANODERMA CONTROL ( NOGAN-IGC )
NOGAN–IGC adalah nama konsep Pengendalian Ganoderma Terpadu yang ditawarkan team R/D PT Mitra Sukses Agrido yaitu perusahaan principle sekaligus pemegang paten produk-produk berbasis bio yang produknya didesain khusus untuk menjawab persoalan-persoalan tanaman sawit di Indonesia. Konsep pengendalian versi NOGAN–IGC dapat dijelaskan sbb :
Tindakan Penanggulangan
Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kerusakan, sehingga persentasi kematian tanaman bisa ditahan dan tidak meluas ke tanaman yang masih sehat yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Langkah pertama memberikan perlakuan biokontrol Trichoderma tidak hanya kepada tanaman yang sakit tetapi dilakukan terhadap seluruh tanaman, terutama tanaman yang sehat dengan tujuan agar populasi musuh alami tersedia cukup untuk menahan penetrasi jamur patogen Ganoderma ke batang tanaman yang masih dalam katagori sehat.
- Langkah kedua dalam rangka menambah bahan organik dan mikroba bermanfaat, maka semua biomasa janjang kosong agar diaplikasi dalam bentuk kompos keseluruh lahan dengan dosis sesuai dengan jumlah janjang kosong yang dihasilkan.
- Langkah ketiga dalam upaya mengurangi tekanan terhadap perkembangan populasi mikroba tanah, maka agar dilakukan substitusi sebagian pupuk kimia dengan pupuk-pupuk bio yang berkualitas dengan nilai pH tinggi, agar dapat meningkatkan efisiensi serapan hara.